Share

Bab 22

Saat sampai di depan jalan rumah Ayah Melody, benar saja seorang wanita berkerudung menatapku dengan senyum manisnya. Hatiku begitu berdesir. Senyum yang seminggu ini aku nantikan.

Melody?

Senyumku merekah, wajah cantik Melody terus melempar senyum.

Tiiiiiiin!

"Woi! cari mati lu! berhenti sembarangan!" umpat seseorang yang mengendarai motor yang kemudian mendahuluiku.

Aku yang tersentak, segera menepikan kendaraanku. Pandangan kembali menatap kearah rumah Melody. Sepi, tak ada orang. Ternyata hanya halusinasiku saja. Kembali melanjutkan perjalanan dengan hati yang kecewa. Mungkin saking inginnya

bertemu, bayang-bayang Melody seakan ada di pelupuk mataku.

Sejam kemudian aku sampai dikantor. Awalnya semua normal, hingga aku dipanggil Pak Ryan keruangannya.

"Kemana saja kamu akhir-akhir ini, beralasan sakit tapi nyatanya kamu berkeliling kota seperti orang yang tak punya pekerjaan. Setelah ini tak ada toleransi lagi atas kelalaian kamu!"Hardik Pak Ryan.

"Sekarang segera buat laporan pema
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status