Share

Bab 24B

"Sebelumnya saya mohon maaf sama kamu. Mungkin apa yang dikatakan Rahma mengganggu pikiran kamu. Kamu tidak perlu terlalu memikirkannya," kata Pak Pras.

"Iya, Nggak kok, Pak. Saya sama sekali nggak memikirkannya. Lagi pula saya tahu Mbak Rahma cuma bercanda. Tidak serius dengan itu. Saya mendoakan kesembuhan Mbak Rahma. Semoga Mbak Rahma lekas sembuh dan bisa berkumpul lagi dengan keluarga. Bisa kembali lagi beraktivitas seperti biasa," kataku gak enak hati. Aku bingung mau ngomong apa. Aku juga cuma meringis tanpa berani menatap lawan bicaraku. Rasanya gak pantas saja.

Gara-gara Mas Arman aku jadi ilfeel dengan diriku sendiri. Aku merasa belum bisa menikah apalagi menjalin hubungan serius. Jatuhnya, aku lebih ke takut sih. Takut memenuhi benakku. Takut kecewa, takut menderita, dikhianati, di jelekkan, macam-macam rasa takut memenuhi dadaku.

"Dokter bilang umurnya sudah gak lama lagi. Saya tahu kalau Dokter bukan Tuhan. Jujur saja saya merasa bersedih kalau kehilangan dia. Setiap m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status