Share

31

Karena hampir tidak kuat menghadapi aura para Bimantara, sendok bubur yang mestinya ke mulut si bayi malah melenceng ke pipi gembil Bian. Menyebabkan bubur tumpah mengenai punggung tangan si lelaki tampan yang adalah ayah si gembul. Si bayi tampak santai saja melihat makanannya jatuh.

“Ma-maaf, Tuan.” Buru-buru Bia menarik tissue yang tersedia di atas meja–dia sangat bersyukur atas keberadaan tissue tersebut di sana–dan langsung membersihkan tumpahan bubur Bian di tangan si tuan muda.

Iris kelam milik si lelaki tampan bermuka telpon bungsu Biman mengamati pergerakan si gadis. Sebenarnya sudah sejak awal dia memperhatikan Bia. Sejak si gadis menyuapi Bian. Bia adalah hal paling menarik–selain si bayi gembul di pangkuan–yang tak bisa dia lihat mukanya–karena mesti memangku–yang bisa dilihat di kediaman utama Bimantara ini.

Ya, karena ini pertama kali Bia kemari, mungkin. Atau bisa jadi karena si gadis dan Bian adalah sesuatu yang baru. Adrian cukup bosan jika hanya memandangi properti a
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status