Share

38

Menghela napas sejenak, Agam menunjukkan ekspresi menyesal. “Maaf, karena nggak punya petunjuk, papa belum nemuin apa pun. Kayaknya bakal sulit menemukannya.”

Adnan mengangguk. Mereka tidak punya petunjuk apa pun. Bian datang pada malam hari, CCTV di gerbang saat itu tidak berfungsi dan penjaga tak melihat siapa pun yang datang–entah mungkin sedang meninggalkan tempat jaga. Apalagi sekitar kediaman Bimantara adalah rumah-rumah besar yang kebanyakan penghuninya jarang di rumah. Bertanya pun mereka tidak menemukan informasi. Maka dari itu cukup sulit mengetahui siapa yang meletak Bian di depan rumah.

“Erm, Pa ...,” kalimat si sulung mengambang ketika dia melirik ke samping dan melihat Adrian diam saja. Walau dia suka sekali mengganggu adiknya yang bertampang datar, namun saat ini bukanlah waktu untuk terus bersikap tak acuh. Adnan menepuk lengan si bungsu menyebabkan Adrian meringis. “Jangan diam aja. Kamu yang bilang sama Papa.”

“Tapi itu ide Kakak.” Adrian mengusap lengan yang terasa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status