Share

44

Suasana pagi di kediaman Bimantara terasa cukup berat. Walau biasanya memang tidak ada yang bicara di meja makan, namun hawa di sekitar tidak terasa mencekik. Bukan cuma hawa, tapi udara terasa makin menipis seraya waktu berjalan. Selama menikmati sarapan yang tersedia tidak ada yang buka suara. Bahkan Rosa yang biasanya cerewet dan menanyai keberadaan cucu pertama Biman–oh, si bayi sedang diurus di kamarnya oleh si pengasuh–baru selesai dimandikan beberapa menit lalu–terakhir Agam mengecek sebelum ke meja makan–tidak bersuara dan diam saja.

Seakan masih terbawa perasaan karena kejadian kemarin malam. Ah, tentu. Meski Bian telah kembali, tetapi rasa kecewa, khawatir masih menggerogoti–sebab belum melampiaskannya ke si tersangka; si pengasuh. Merelakan permasalahan itu tanpa menuntaskan emosi pasti terasa janggal. Namun, Agam tidak bisa membiarkan mereka berburuk sangka lebih lama pada si gadis. Bia tidak salah–pun perasaan istri serta anak-anaknya tak salah, tetapi mereka tidak menget
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status