Share

Bab 27 | Satu Ranjang

Sagara tersenyum dengan tenang. Dia terus melangkah dan membopong Safira.

Safira tak bisa menghindar lagi. Tubuhnya sudah kadung dibopong, dan dia hanya bisa menatap dagu dan wajah suaminya dari jarak terdekat.

Sagara terus membopong Safira hingga masuk rumah, melewati ruang tamu.

“Peduli padamu menjadi pahala bagiku sekarang. Aku ingin mencintaimu dan membahagiakanmu. Itu ibadah terindah bagiku saat ini.”

Benar-benar kalimat belum pernah Safira dengar sebelumnya. Bahkan, Benua pun belum pernah mengatakan perkataan seperti itu.

“Kamu masih bisa bersabar, sejak malam pertama itu kamu dan aku belum pernah melakukan ibadah biologis suami istri?”

Sagara tersenyum. Pikirannya melayang jauh. Dia adalah lelaki normal pada umumnya. Sungguh dia sebenarnya tak sabar ingin menghabiskan malam-malam indah bersama istrinya. 

Namun dia pun tak akan pernah memaksa sampai istrinya rela. Menurutnya, memaksakan

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status