Share

Bagian 72: Culas (1)

Sebulan telah berlalu. Eka masih di-bully. Namun, dia tetap tenang dan menurut saja seperti benar-benar karyawan baru yang polos. Surtinilah yang hampir habis kesabaran dan tak tahan hendak bertindak anarkis. Kadang, Okan bisa membantu. Namun, entah kenapa lelaki bersahaja itu selalu diserahi tugas keluar oleh kepala bagian.

"Firasat Surti kok enggak enak, ya, Non? Kayak bakal ada hal buruk gitu," celetuk Surtini saat mereka tengah makan siang di kantin perusahaan.

Eka berhenti menyuap nasi liwetnya, lalu menyahut, "Tidak usah cemas, mungkin hanya perasaanmu saja." 

Dia menyengir lebar. Surtini mengerucutkan bibirnya. Gadis itu terus mencerocos mencemaskan Eka dan meminta si tuan muda agar lebih berhati-hati. 

"Iya, iya, aku pasti hati-hati," tutur Eka mencoba menenangkan.

Eka memang seperti tidak percaya ucapan Surtini. Namun, sebenarnya, dia tahu firasat gadis itu benar. Seharian ini Eka melihat Joe tersenyum licik saat diam-di

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status