Share

Bab.2 - istri 2 miliar untuk bosku!

"Istri. Saya membutuhkan istri sekarang juga,” ucap Andreas tepat di hadapan Reyna yang tanpa sadar tertawa terbahak-bahak mendengarnya.

Jelas wanita itu tidak percaya dengan apa yang bosnya katakan. “Bapak sedang bercanda ya?” ujar Reyna seraya menggelengkan kepalanya dan mencoba mengakhiri ketawanya.

Namun alangkah terkejutnya ketika mata Reyna mendapati wajah serius bosnya yang kini tengah menatapnya. “Saya harus memiliki anak dulu untuk membuat keluarga saya percaya bahwa saya telah memiliki seorang wanita,” ucap Andreas kembali membuat Reyna semakin tertohok dibuatnya.

“Apa seperti kebayakan adegan di dalam drama, Pak Andreas akan dijodohkan jika tidak memiliki seorang kekasih?” gumam Reyna sendirian.

“Saya rasa Pak Andreas harus mencarinya sendiri, pernikahan tidak bisa dilakukan tanpa adanya keterikatan,” ujar Reyna membuat Andreas kini menatap sekretarisnya.

“Lalu anak, bagaimana saya bisa mendapatkannya dalam waktu singkat?” tanya Andreas kepada Reyna untuk pertama kalinya membuat wanita itu tertawa.

“Anak dengan garis keturunan Pak Andreas?” tanya Reyna yang kembali memastikan agar tidak salah mengartikan ucapan bosnya.

Andreas mengangguk. “Bapak harus membuatnya sendiri bersama istri Pak Andreas di malam pertama,” ucap Reyna membuat Andreas berjalan mendekat ke arahnya.

Reyna yang melihat itu kembali dibuat gugup. “Bukankah bisa saya buat bahkan sebelum menikah terlebih dahulu?” tanya Andreas yang jaraknya kini terlalu dekat dengan Reyna.

Reyna mencoba memundurkan tubuhnya untuk menghindari jaraknya yang semakin dekat dengan bosnya. “Bisa, tapi alangkah lebih baik jika Pak Andreas menikah lebih dulu walaupun bagian terburuknya diawali dengan tidak saling mencintai,” ujar Reyna.

“Tidak saling mencintai ya, kalau begitu saya juga bisa membuat anak denganmu dong?” tanya Andreas tepat di hadapan Reyna yang langsung cegukan dibuatnya.

Hik!

Reyna menutup mulutnya ketika dirinya terus cegukan, wanita itu berpamitan kepada bosnya dan pergi keluar ruangan setelah memberikan hormat seadanya.

Reyna kini berada di dalam toilet menghadap cermin, wanita itu terus meruntuki dirinya yang dengan percaya dirinya hampir saja mempercayai ucapan bosnya. “Apa ini efek dari hubunganku dengan Dario yang baru kandas?” pikir Reyna.

Reyna menepuk kecil untuk menyadarkan dirinya, sebelum sebuah panggilan masuk terdengar dari dalam ponselnya. “Halo?” sapa Reyna sebelum wanita itu mematikan panggilan dan pergi dengan berlari keluar dari kantor.

Reyna masuk ke dalam taksi dan meminta supir di depannua untuk menjalankan mobilnya ke salah satu rumah sakit.

Sesampainya di salah satu rumah sakit, Reyna berlari mencari keberadaan sang adik yang katanya baru saja kecelekaan mobil. Setelah mendapati ruangan operasi Reyna ditahan untuk menandatangi persetujuan menjalankan operasi serta kemampuan membiayai pasien.

Setelah menandatangi semuanya, Reyna disuruh menunggu di luar ruangan operasi sedangkan sang adik mulai menjalani operasi.

Reyna memegangi kepalanya, bak menaiki roller coaster dirinya hampir saja dibuat mati rasa saat mendengar keadaan sang adik lewat telepon tadi hingga tak sadar bahwa dirinya belum mengabari Pak Andreas.

Reyna mengambil ponselnya lalu menelepon bosnya. Dari sebrang telepon Reyna bisa mendengar suara Andreas yang terdengar tenang mengizinkannya untuk bisa tetap berada di rumah sakit menemani operasi sang adik.

Setelah mengabari Andreas, Reyna kedatangan seorang suster yang meminta dirinya untuk membayar lebih dulu tagihan awal operasi. Dengan lemas Reyna berjalan ke bagian administrasi hingga berhasil mendapatkan secarik kertas berisikan rincian sementara.

“Lima puluh juta?” tanya Reyna sekali lagi takut kalau saja bagian keuangan rumah sakit salah menghitung biaya awal operasi sang adik.

Namun saat susternya mengonfirmasi kebenaran pembayaran tersebut, Reyna jadi semakin lemas dibuatnya. Bagaimana tidak, wanita itu baru saja diterima ke dalam perusahaan beberapa bulan lalu dan sudah pasti tabungannya tidak mungkin cukup untuk mebiayai semua perawatan sang adik.

“Aku bahkan belum menjadi pegawai resmi perusahaan!” kesal Reyna pada keadaan yang baru saja menimpa dirinya.

“Apa saya bisa bayar sebagian dulu, sisanya saya akan melunasinya secepatnya,” ucap Reyna kepada suster yang menganggukinya.

Tabungan yang baru mencapai angka dua puluh juta, harus Reyna keluarkan lima belas juta untuk membayar tagihan rumah sakit. Belum selesai sampai disana penderitaannya, dua orang polisi kini nampak menghampirinya.

“Saudari Reyna?” tanya salah satu polisi tersebut.

Reyna mengangguk sebelum akhirnya ikut dengan kedua polisi tersebut. “Jadi maksud Pak Polisi, adik saya sengaja ingin dihabisi oleh seorang rentenir penagih hutang namun Jeremy berhasil kabur walau akhirnya tertabrak mobil?” tanya Reyna kembali memastikan perkataan polisi yang kini nampak menganggukan kepala.

“Maksud Bapak, Jeremy berani berhutang pada rentenir?” tanya Reyna sekali lagi yang tak masih tidak menyangka adiknya berani melakukan hal itu.

Reyna kini berjalan mendekati ruangan operasi lalu melihat adiknya yang baru saja dibawa keluar oleh para suster. “Pasien Jeremy akan dipindahkan ke ruangan rawat inap, dia sudah melewati masa krisisnya namun kami tidak bisa memastikan kapan pasien akan sadar dalam waktu dekat ini,” ucap sang dokter sebelum meninggalkan Reyna yang mengangguk pelan.

Reyna mengikuti sang adik sampai dipindahkan ke ruangan rawat inap, kini Jeremy terbaring koma tanpa dirinya bisa tanyai perihal semua kejadian yang telah menimpanya.

Reyna kembali mendapatkan sebuah kertas dari bagian administrasi keuangan tentang tagihan barunya. “Totalnya genap seratus juta?!” ucap Reyna yang terkejut bukan main.

Melihat adiknya yang masih terbaring koma di kamarnya, Reyna memutuskan untuk kembali ke kantor. Baru saja sampai ke dalam perusahaan dan hendak masuk ke lift, ia bertemu dengan bosnya yang sedang membawa kotak makanan.

“Apa adikmu baik-baik saja, wajahmu seperti menggabarkan kehancuran,” ucap Andreas untuk pertama kalinya berbicara cukup banyak padanya, dan selain mengomelinya tentunya.

“Saya harus membayar tagihan seratus juta, bodohnya saya tidak sempat mendaftarkan asuransi untuk adik saya,” ujar Reyna.

Andreas nampak mengangguk kecil sebelum dirinya kembali mengingat satu hal penting yang mana ini bisa menjadi sebuah keuntungan untuknya.

Melihat tubuh sekretarisnya dari atas hingga bawah khusunya dua bagian menonjol diatas dan dibawah sana tak terlalu buruk dan bisa ditolerir, Andreas berdehem sebelum melanjutkan bicara.

“Saya melihat kita berdua sedang dalam kesulitan yang sama, kamu membutuhkan uang dan saya membutuhkan seorang istri,” ucap Andreas membuat Reyna menganggukan kepala walau wanita itu tahu betul permasalahan keduanya tidak dapat disamakan.

“Menikahlah dengan saya, saya bisa membayarmu berapapun yang kamu inginkan,” ucap Andreas.

“Bapak pasti sudah gila,” ujar Reyna yang tak mempercayai ucapan bosnya dan menganggap hal tersebut adalah sebuah candaan yang tak lucu.

“Baiklah jika masih bingung menentukan berapa yang kamu inginkan, 2 Miliar. Itu uang muka yang akan saya berikan padamu, jika kamu mau menjadi istri saya Reyna,”

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Inaq Ashfa
i thin she want it ...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status