Share

Saatnya Jujur

Setelah menyalurkan hasratnya, Devan berguling di samping Cecil, memberi kecupan singkat pada gadis itu, sebagai rasa terima kasih. "Terima kasih, Sayang. Terima kasih sudah menjaga kehormatan itu untuk suamimu. Maaf, aku sudah merenggutnya darimu."

Tidak ada jawaban apa pun, Cecil hanya diam seperti patung. Dia lelah, dia sudah lelah untuk melawan Devan.

Cecil bangkit, berniat ke kamar mandi meski dengan menahan rintih, rasanya masih sangat nyeri. "mau ke mana? "Tanya Devan seolah semuanya tidak pernah terjadi apa-apa."

"Kamar mandi." Menjawab sekenanya. Bisa dibilang, Cecil akan membiasakan diri untuk irit ngomong sekarang.

Devan bangkit dari rebahannya. Ya, meski keduanya sama-sama masih polos, tapi Cecil tidak peduli. Toh, Devan juga sudah melihatnya dalam keadaan naked begini?

"Biar aku gendong. Kamu pasti kesakitan."

Cecil hanya mengangguk tanpa berniat menanggapi. Mulai sekarang, Cecil tidak akan berontak lagi.

Dengan hati-hati, Devan menggendong Cecil ke kamar mandi. Lalu men
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status