Share

Bab 37. Rinduku

"Bolehkah kita ngobrol seperti biasanya? Ocyang lelah dan sangat merindukanmu," kata Haidar.

"Boleh," jawab Ciara.

"Apakah bisa pembukaan bicara kita sebaiknya tidak dicampuri oleh orang lain?"

"Maksudnya tidak bahas mereka-mereka?" tanya Ciara.

"Iya, Sayang. Kan Ocyang rindunya sama kamu, begitu pula sebaliknya kan?"

"Hehe, nggih, tapi mereka---"

"Udah ada Mama yang nyamperin," sahut Haidar.

"Ehmm, tapi Isbay kepo."

"WANITAKU, KINI RINDUKU TELAH SENYAP KARENA PELUKANMU YANG MERAYAP. JAUH DARIMU ITU SEBENARNYA SAMA SAJA DENGAN MENGHIMPUN LUKA DAN MENGGALI DUKA."

"BERANI MENCINTAI HARUS SIAP DITAMU RINDU! Sayangku, rindu banget denger suaramu memberi kata-kata lagi. Makanya gak usah nekat cari kejutan ke luar negeri segala, cukup di sampingku setiap saat ... ini justru kejutan yang tak ada lawan. Jauh-jauh ke sana mana coba kejutannya?" Ciara memainkan hidung suaminya.

Sesak sekali mendengar tagihan kejutan tersebut. Bukannya mendapat kejutan, justru masalah baru timbul lagi.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Lala Lala
Ditunggu kelanjutannya
goodnovel comment avatar
Arsyi An
Aaarrrgh! Ciaaaaaa, aku salut sama kamu
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status