Share

Bab 61. Sepanas Bara Api

"Minta apa, Sayang?" tanya Haidar. 

"Cium dulu Mbumnya," jawab Haidar. 

"Hmm, siap. Mbum, kita doa bareng di dalam masjid ya, Nak. MasyaAllah lagi nendang-nendang. Tempatnya terbuka Sayang, maaf gak selama biasanya." Haidar mencium perut Ciara. 

"Makasih, Abi." 

Hari menjelang siang. Sapaan mentari terasa khas sekali dengan aroma hangat yang tak menyakiti. Lantunan ayat suci semakin membuat dua insan itu merasa terhiasi. Menadahkan tangan kepada sang Maha Bijaksana, menjeritkan segela cerita dari relung hati yang paling dalam, keduanya sama-sama terhanyut dalam doa masing-masing. 

"Sayang," sapa Haidar setelah lumayan lama ia tinggal berdoa sendiri. 

"Ocyang, masuk area rumah sakit, yuk!" Masih dengan linangan air mata, ia menggeser tubuhnya dan bersalaman dengan Haidar. 

"Kamu ingat waktu dirawat ya? In

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status