Share

Bab 82. Belaian yang Ditunggu

"Iya, Ocyang memang salah," jawab Haidar.

"Ngapain ikut ke sini! Urus anak-anak kamu itu!"

"Gak mau. Biarin aja mereka nangis,"

"Tega ya sama anak sendiri!"

Haidar membiarkan putranya menangis. Ia justru mengejar istrinya yang sedang kembali ke kamar mereka. Sontak membuat Ciara semakin marah saja, bukannya mengurus anak malah mengikuti langkahnya. Ciara segera beralih untuk kembali melihat para Mbum.

"Tuh, kan ... semarah-marahnya Ibu tetep sayang ke Mbum," goda Haidar.

"Ya njenengan jangan ngaco gitu kalau ngomong! Sesuatu yang gak mungkin itu gak usah dibuat uji coba! Udah nangis jadi tambah nangis sekarang gara-gara njenengan tinggal! Lagian yang dicari itu Abinya, bukan Ibunya."

Kala itu memang yang dicari Haidar. Ternyata oh ternyata, lelaki itu mengetes kesabaran dan ketegaan sang istri. Tidak mungkin juga Ciara tega tidak peduli dengan sang anak apapun keadaan dirinya.

"Adik Uja kan lekat banget sama kamu, Sayang," sahut Haidar.

"Lekat sih, lekat, tapi gak denger yang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status