Share

BAB : 67

"Dia mungkin akan berhenti berharap."

Perkataan Hana tentang niat Rhea itu membuatnya kepikiran, bahkan seolah jadi sebuah peringatan baginya. Kenapa ia merasa kalau hatinya benar-benar terasa perih?

Semalaman suntuk ia tak bisa tidur, walau sudah mengkonsumsi obat yang efeknya bikin ngantuk sekalipun. Sedangkan paginya, lagi lagi kepalanya malah pusing karena tak tidur.

Ya, rasanya kalau terus bermalas-malasan justru akan membuatnya semakin malas. Terlebih saat diam begini, otaknya justru malah memikirkan bocah itu.

"Tian, kamu mau kemana?"

Langkahnya terhenti saat pertanyaan itu menghentikan niatnya untuk berlalu pergi.

"Kamu masih belum pulih, jangan memaksakan diri."

Ia berbalik badan, mendapati mamanya menatapnya dengan tatapan seseorang yang terlihat perduli. Lebih tepatnya, sok memperdulikan dirinya. Atau, baru menyadari siapa dirinya? Entahlah ... yang jelas, ia dulu tak pernah merasakan ini.

"Nggak perlu mengkhawatirkanku secara berlebihan. Aku bisa menjaga diriku, tanpa bant
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status