"Itu karena dia sedang mengandung, dan usia kandungannya sudah 7 minggu,"kata Panji sambil tersenyum lebar.Maria yang mendengar jika Alina sudah mengandung Ia pun mengepalkan kedua tangannya hingga buku-bukunya memutih. "Aku tidak akan membiarkan dia untuk merebut milikku, Panji adalah milikku. Sekarang aku juga hamil meskipun anak ini bukanlah anak Panji! Aku harus sesegera mungkin menyingkirkan Alina dari kehidupan Panji." kata Maria dalam hatiKemudian tatapan Panji beralih kepada meja rias yang kacanya pecah dan berserakan di atas lantai, ia menatap lurus dan tatapannya berubah datar pada Maria. "Kenapa kamu mengamuk dan melakukan ini semua!" tanya Panji mulai dingin.Panji pun kemudian pergi meninggalkan kamar dan ia akan kembali ke rumah sakit lagi menjaga Alina, akan tetapi Maria melarangnya. "Aku berubah pikiran Sayang, Lebih baik aku saja yang mengandung anakmu daripada perempuan kampungan itu!" Kata Maria"Lakukan saja, apapun rencanamu
"Apa yang sudah kamu lakukan sayang?" tanya Maria pada Riko saat mengetahui jika dirinya hamil."Aku hanya melakukan yang seharusnya aku lakukan," jawab Riko enteng."Kenapa kamu menghancurkan semua rencanaku? tanya Maria menatap tajam ke arah kekasihnya."Seharusnya aku lakukan ini dari dulu, seharusnya kita sudah menguasai semua harta dari suamimu dari dulu!" kata Rico lagi."Iya tapi aku nggak mau hamil, seharusnya kamu tahu dari dulu aku itu nggak mau hamil!" kata Maria mulai emosi."Kamu bayangkan saja sayang, jika kamu hamil anakku otomatis Kamu tidak akan berpura-pura hamil di depan kedua orang tua suamimu, karena kamu hamil beneran bukan hamil bohongan." Jawab Riko masih santai."Tapi kenapa aku bisa hamil, selama ini kan aku rutin meminum obat pil KB itu, setelah 1 tahun terakhir Maria melepaskan KB IUD dan menggantinya dengan meminum pil KB," gumam Maria yang membuat Riko tersenyum lalu menakutkan kedua tangannya di waj
Panji sangat kesal pada Maria yang tega mengusir Alina saat dalam keadaan hamil. Bahkan Panji rela meninggalkan Maria di mansion miliknya untuk tinggal di apartemen."Kamu di mana sayang, semoga saja kamu baik-baik saja aku sudah mencarimu kemana-mana mencarimu ke sana kemari akan tetapi kamu hilang seperti ditelan bumi."kata Panji sambil memandang foto pernikahan mereka.Dua jam yang lalu Panji pulang dari luar kota, dia tidak langsung pulang ke mansion akan tetapi dia pulang ke apartemen miliknya. Entah kenapa rasa rindu pada Alina sangat membuncah di dada. Bahkan ia mengabaikan Maria yang sedari tadi menelponnya. Setelah ia dijemput oleh Rama di bandara, Panji meminta agar Rama mengantarkannya menuju apartemen. Akan tetapi setibanya di apartemen, ia yang belum masuk ke dalam apartemen bertemu dengan Agung satpam yang selalu berjaga di depan pintu apartemen unitnya. Satpam itu melaporkan jika Maria datang ke sini dan marah-marah pada Nyonya kecil lalu mengusirnya
Panji tiba di sebuah TKP tempat kecelakaan di mana mobil angkot dengan berplat nomor polisi XXXII itu terguling ke dasar jurang dan menewaskan beberapa penumpang yang berada di dalamnya dan paling menyedihkan adalah terdapat identitas satu orang wanita yang bernama Alina Hapsari. Yang sedang membawa dompet di dalam tas yang ia bawa. Akan tetapi wajah Alina sudah hancur dan tidak bisa dikenali lagi. Karena kata para saksi mata yang melihat kejadian mobil angkot itu melaju dari arah berlawanan dan dalam keadaan yang ngebut ketika di jembatan ada sebuah truk kontainer yang menabrak bagian depan mobil angkot itu, dan korban yang teridentifikasi bernama Alina Itu posisinya berada di depan sehingga ia tepat dihantam oleh sebuah truk kontainer dengan kecepatan yang tinggi dan membuat wajahnya rusak karena terhimpit oleh kap mobil dan wajahnya terkena pecahan kaca.Memang dompet itu milik Alina akan tetapi Panji meyakini jika korban yang sedang terbujur kaku di hadapannya ini bukan
"Perkenalkan nyonya, nama saya Alina," kata wanita itu yang menyebutkan namanya Alina."Nama yang bagus dan cantik seperti orangnya," kata Lisa lalu tersenyum dan menyambut uluran tangan Alina.Meskipun penampilan Alina sedikit kucel rambutnya yang tidak terurus dan sedikit tergerai karena ikat rambut yang kendur, dan wajah yang belepotan dan pakaian yang lusuh sedikit bau memang, membuat Lisa merasa kasihan pada alinea yang sudah menolongnya."Kamu tinggal di mana Nak?" tanya Lisa kemudian saat keduanya sudah duduk di sebuah warung makan Padang.Ya, Lisa mengajaknya untuk duduk dan berbicara di warung makan Padang karena saat tadi di pasar ia mendengar perut Lisa yang berbunyi, tanda Alina yang kelaparan. Lisa pun tersenyum lalu mengajak Alina untuk ikut dengannya, akan tetapi saat Lisa mengajaknya untuk masuk ke dalam rumah makan padang itu Alina menghentikan langkahnya, Karena ia merasa malu dengan keadaan tubuhnya yang kotor dan bau."Maaf Nyonya Saya tidak bisa ikut masuk ke dala
Alina merebahkan tubuhnya di kasur lantai yang tipis, di kamar kontrakannya yang sempit. Saat Ia mulai terlelap, ia mendengar pintu kamar kontrakannya diketuk oleh seseorang. Alina pun bangkit dan perlahan Ia membuka pintu dengan perlahan. Saat pintu dibuka Ia pun tersenyum sumringah saat mengetahui siapa yang berdiri di depan pintunya."Kak, Dion?" seru Alina dengan senyum yang mengembang.Melihat senyum yang sangat manis menghiasi wajah cantik Alina, Dion merasa sangat bahagia sekali. Meskipun ia tahu sendiri jika wanita yang ada di hadapannya sekarang ini sedang berbadan dua.Dion berjanji akan menjaga Alina sampai ia lahiran nanti dan mempertemukannya dengan suaminya, yang mungkin suaminya mengira Alina sudah tewas dalam kecelakaan waktu itu.Flashback onSaat Dion mengetahui Alina naik angkot, dan dengan sangat kesal ia menendang ban mobilnya sendiri sehingga membuat kakinya sangat sakit."Shit!" geram Dion.Dion pun melajukan kembali mobilnya dan mengikuti arah angkot yang memba
"Siapa dia Kak?" Tanya Katy.Dion tidak menjawab pertanyaan Katy, dia fokus pada jalanan yang ia lalui agar cepat sampai ke rumah sakit. Beberapa menit kemudian Dion pun sampai di rumah sakit."Kakak tidak tahu siapa dia tapi sepertinya kakak mengenalnya," jawab Dion tanpa menoleh."Sepertinya dia pendarahan kak," kata katy lagi"Iya tadi kakak lihat dia itu lagi mengangkat karung beras terus tiba-tiba karungnya terjatuh dia langsung meringkuk kesakitan,"jawab Dion sambil membelokkan mobilnya ke arah parkiran rumah sakit terdekat.Setelah mobil terhenti Dion segera berlari ke pintu belakang dia dia menggendong wanita itu dan berjalan menyusuri koridor rumah sakit menuju IGD."Dokter.... Suster tolong....,"teriak Dion membahana di ujung lorongPara suster dan dokter yang sedang berjaga mendengar teriakan Dion langsung segera menghampiri. Ada yang membawa berkah ada juga yang mengarahkan pasien akan dibawa kemana.Dan setelah wanita itu ditangani di ruang IGD Dion dan Katy duduk di ruan
Aaron dan Lisa sudah tiba di area pasar. Keduanya meninggalkan mobil di parkiran pasar lalu keduanya berjalan menyusuri ganggang sempit menuju ke rumah Alina." Ma, apa benar Alina tinggal di tempat seperti ini? Tanya Aron tidak percaya."Iya Pa, Alina memang tinggal di sini." sahut Lisa.Keduanya tiba di rumah kontrakan Alina yang kecil, Lisa mulai mengetuk daun pintu yang terbuat dari triplek.Sudah lebih dari 30 menit pintu belum juga terbuka. "Pa, apa Alina tidak ada di dalam ya Pa?" Tanya Lisa pada yang hanya bisa mengelus punggung Lisa untuk menenangkan wanita parubahya itu."Tenang Ma, Mama tenang dulu. Coba ayo kita tanya sama tetangga sekitar," ajak Aron menggandeng tangan Lisa untuk mengikutinya.Sesaat setelah kepergian Lisa dan Aaron meninggalkan rumah kediaman Alina. Muncullah dua larva dari arah berlawanan, Dion sangat senang sekali karena ia akan bertemu Alina meskipun kemarin Dion sudah menemuinya. Dan kali ini Di