Share

Bab 39

Prince kembali memiliki kesempatan untuk melihat Niana, pria itu tak hentinya memandangi sang gadis pujaan dengan penuh cinta, berharap dalam hati mata indah itu segera terbuka.

“Hampir lima jam, kenapa kamu belum sadar juga? Tidak rindu padaku, ya?” tanya Prince yang tidak dibalas apapun oleh gadisnya.

Pria itu tersenyum kecut, kembali ia ciumi wajah cantik itu agar sang empu terganggu dan segera sadar setelahnya. Mulai dari dahi, hidung, pelipis, kedua kelopak mata, dagu, pipi, dan terakhir adalah bibir. Prince dengan sengaja menyapu bibir mungil itu menggunakan bibirnya sendiri agar tidak terlalu kering.

Prince kembali duduk, ia menopang kepalanya menggunakan sebelah tangan, sedangkan satu tangan lainnya menggenggam telapak tangan Niana penuh kelembutan.

Ketika Prince tengah asyik memandangi wajah cantik gadisnya, tiba-tiba saja gadis itu terjaga dan terbatuk-batuk mengeluarkan darah segar. Prince panik, sangat-sangat panik, teriakannya menggema untuk memanggil dokter agar segera
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status