Di ruang makan kediaman Martin Alfonso suasana terasa hening. Baik Agatha maupun Martin sama-sama terdiam, disana terlihat tak ada sepatah kata pun keluar dari mulut mereka.
Ditengah makan malam yang hening. Diam-diam Agatha menatap Alice dengan tajam. Diperhatikannya gadis cantik dengan parasnya yang manis dan bermata coklat bening yang sedang tersenyum cangung kearahnya.
Di Tengah kecanggungan Alice, Alice tetap berusaha untuk menampilkan senyum manisnya kearah Agatha. Sedari tadi jantungnya serasa berdetak sangat kencang. Bagaimana tidak jika sedari Alice datang pandangan Agatha tak pernah lepas dari dirinya. Jantungny seakan terbelah oleh penglihatan Agatha yang sangat tajam itu.
“Mah,” panggil Alex yang berusaha ingin mengalihkan pandangan mamahnya yang sedari tadi tidak beralih menatap Alice.
Alex tidak ingin Alice ketahuan berpura-pura menjadi pacarnya. Namun belum sempat Alex melanjutkan kata-katanya, perkataanya sudah terlebih dahulu dipotong oleh sang mamah.
“Alice, kamu mau kan menikah sama anak tante?” tanya Agatha dengan mata yang berbinar dan senyum yang tulus.
“Haaaa?” ujar Alex dan Alice Bersama sama. Mereka tak menyangka Agatha akan bertanya demikian.
“Aduh, kalian kompak sekali. Sepetinya kalian memang berjodoh,” balas Agatha dengan mata berbinar.
“Maksud tan..te ap...a ?” tanya Alice yang merasa keheranan. Ia takut pendengarannya itu salah.
“Iya sayang, kamu mau kan menikah sama anak tante Alex.” Tawar Agatha.
“Menikah? Kan emang udah nikah siri,” ujar Alex lirih yang masih terdengar ditelinga orang-orang yang ada di meja makan itu.
“Apa? Sirih? Kau yang bener saja anak kurang ajar. Menikahi secara siri ? Apa kau tidak memikirkan Nasib anak kalian nanti? Astaga,” ujar Agatha yang tak habis fikir oleh kelakukan sang anak.
Lagian siapa yang mau punya anak dengan gadis bodoh ini.~ Ucap Alex dalam hati.
Emang siapa yang mau punya anak dari Tuan Muda sombong seperti dia.~ Ujar Alice dalam hati.
“Pah, jangan diem aja dong. Masa anak kita menikahi seorang gadis secara sirih,” tutur Agatha pada sang suami.
“Pokoknya mamah gak mau tau, besok papah harus resmikan pernikahan kalian Dan maksimal 1 bulan lagi pernikahan kalian harus di ulang dihadapan mamah dan papah!” Tegas Agatha.
“Tapi mohon maaf sebelumnya tante, Alice sepertinya tidak pantas dan belum siap juga jika harus menjadi istri dari tuan muda secara resmi,” ucap Alice.
“Tidak bisa Alice. Pokoknya kalian harus menikah secara resmi. Biar mamah dan papah yang atur semuanya. Kamu tinggal terima beresnya aja,” ucap Agatha.
Kini giliran Martin yang sedari tadi diam ikut berkomentar.
“Betul apa yang tante katakan Alice, kau tidak bisa Egois. Pikirkan anakmu kelak dan pandangan orang-orang terhadapmu,” imbuh Martin memberi saran pada Alice.
“Tapi Alex punya syarat. Pernikahan ini hanya boleh dihadiri oleh dua keluarga saja tanpa diliput oleh media. Aku tidak mau banyak yang mengenal Alice,” ucap Alex.
“Uluh, posesif juga rupanya anak aku ini.” ucap Agatha yang merasa senang dan bangga kepada anaknya itu.
“Ya sudah kalian teruskan ya mamah sama papah mau kekamar dulu. Mau bersih bersih.”
Setelah kepergian Agatha dan Martin, tampak Alex sangat marah dengan Alice.
“Gadis bodoh, apa yang kamu lakukan kepada mamaku! Apa kau menghipnotis mereka supaya mamah dan papahku setuju kau dan aku menikah secara resmi hah!” ucap Alex setengah berteriak.
Oh tuhan, mengapa orang ini aneh sekali. Aku loh yang gak tau apa-apa. Lagian perasaan dari tadi aku diem. Makan juga tinggal makan tetep aja disalahin.~ Dalam hati Alice.
“Heh gadis bodoh, Jawab! Mengapa kau malah berubah menjadi patung sepeti itu!” ujar Alex.
“Tanpa mengurangi rasa hormat saya Tuan Muda Alex. Tapi sedari tadi saya hanya diam. Lagi pula bagaimana cara aku menghipnotis Nyonya Agtha jika saya sedikit pun tidak memegang Nyonya. Orang bilang anda ini pemuda yang sukses dan pembisnis yang handal. Masa perkara seperti ini saja gak ngerti,” ucap Alice yang kesal sehingga tanpa sadar dia menyerocos begitu saja meluapkan kekesalannya.
“Ohhh rupanya sekarang kau banyak bicara yaa.” Alex mendekati Alice.
Alice yang merasa dirinya didekati oleh Alex dengan spontan memundurkan langkahnya. Begitu pun Alex yang terus mendekati Alice hingga Alice mentok oleh tembok.
Alex menatap mata Alice dengan intens. Tiba-tiba Alex mencium paksa bibir mungil Alice, Alice yang mendapat serangan mendadak dari Alex mencoba untuk mendorong Alex namun tenaganya tidak sekuat Alex.
Dengan paksa Alex pun menggigit bibir bawah milik Alice sampai mengeluarkan darah.
“Aww." Alice memegang bibirnya yang terasa perih.
“Ternyata benar kata Kak Askara kalau Tuan itu suka gigit,” ucap Alice yang tak sadar dengan ucapannya karena sangkin kesalnya.
“Apa kau bilang? Askara ? Emang dia ngomng apa sama kamu?” tanya Alex menyelidik.
“Ehh.. gak ngomong apa-apa,” jawab Alice yang setengah kebingungan
Melihat Alice dengan tampang kebingungan dan bibirnya yang sedikit merah menambah kesan lucu pada wajahnya itu. Hingga tak sadar membuat Alex tertawa.
Hahahahahah
Alice yang baru pernah melihat tuan mudanya itu tertawa terbahak-bahak baru merasakan jika ternyata lelaki yang sudah menikahinya itu ternyat tampan. Bahkan sangat tampan jika sedang tertawa seperti itu.
Tapi wajah ganteng dan tawa itu seakan mengingatkan dirinya dengan seseorang dimasa lalunya.
Dengan diam Alice tiba-tiba meneteskan air matanya.
“Dia aneh sekali. Apakah sesakit itu aku menggigit bibirnya hingga dia menangis seperti itu? Dasar gadis bodoh yang cengeng.” Gumam Alex.
Alex pergi begitu saja tanpa memperdulikan Alice, dia pergi menuju kamarnya.
Alice memangang bibirnya yang masih terasa perih dan menghapus air matannya. Alice berjalan ke taman yang berada tak jauh dari ruang makan itu.
"Kenapa hati ini masih sangat terasa sakit saat aku mengingat mu, Iyen? Kamu sudah pergi cukup lama tapi mengapa aku terus mengingat mu? Apa aku harus belajar melupakan mu Yen? Maafkan aku yang tak bisa menepati janjiku. Sekarang aku adalah istri orang. Aku sudah menikah dengan orang lain Yen," ucap Alice Lirih.
Tak terasa air mata Alice kembali menetes.
"Maaf kan aku Yen, maaf, maaf kan aku yang harus belajar melupakan mu, melupakan cinta kita Yen. Aku yakin suatu saat nanti kau akan mendapatkan pengganti aku yang jauh lebih baik dari pada aku Yen." Alice sedang mencoba untuk meyakinkan perasaanya kalau semua ini akan baik-baik saja.
Alice menangis, kini tangisannya tak bisa ia bendung lagi. Alice menangis dalam diam. Ia memukul dadanya. Dada yang sangat terasa nyeri.
2 minggu setelah malam perkenalan itu, telah berlalu. Pagi itu, Jam dinding di kamar Alex menunjukan pukul 9 pagi. Dering telfon terdengar sangat kencang hingga berkali-kali sehingga membangunkan tidur Alex. “Ya hallo,” ucap Alex tanpa melihat siapa yang menelfon dirinya. “Astaga kamu baru bangun sayang? Padahal mama udah ada di butik dari 10 menit yang lalu. kamu malahan masih asik tidur, cepetan kamu ke butik tante mirna ajak Alice sekalian. Enak sekali kamu ini ya mau menikah tapi masih santai-santai begitu.” Omel sang Mama. “Apaan sih mah. Alex juga udah mau berangkat kali. Tinggal nunggu Alice aja yang masih dandan. Tungguin aja, sebentar lagi juga Alex sama Alice jalan mah,” kilah Alex. “Ya udah hati-hati. Cepetan ya,” ucap Agatha. “ Iya mamah.” Alex langsung mematikan sambungan telfonnya dan bersiap-siap untuk menyusul sang mamah ke butik. Alex melihat pantulan dirinya di dalam cermin. Setelah dirasa rapi dirinya keluar dari kamarnya. Ia melihat pintu kamar Alice yang m
Setelah mereka selesai fitting baju pengantin Alex pamit kepada sang mamah. "Mah, Alex ke kantor dulu ya. Ada urusan mendadak tadi Rafa telfon. Alice biar nanti dijemput sama Niko aja,” ucap Alex. “Ehh jangan. Menantu mamah biar nanti mamah yang anter. Mamah mau shoping sama Alice sekalian mau makan siang sama papah mu,” kata Agatha. “Ya udah mama titip Alice dulu ya. mamah mau ambil mobil,” lanjut Agatha “Kamu jaga sikap sama mamah ya. Inget jangan sampai mamah atau papah tau kalau hubungan kita hanya sandiwara. Apalagi kalau sampai mereka tau kamu menikah dengan aku karena terpaksa,” bisik Alex. Melihat mobil sang mamah yang sudah didepan mata, Agatha langsung mengitari mobil tersebut dan masuk kedalam mobil. “Hati-hati ya ma,” ujar Alex. Dengan perlahan Alex mengemudikan mobilnya ke kantor. Agatha dan Alice pergi ke pusat perbelanjaan. Di sana mereka berbelanja. Agatha tidak segan-segan membeli beberapa baju yang cocok untuk Alice tentunya dengan brand yang terkenal dan harg
Setelah Alex hilang dari pandangan matanya. Alice berlari meninggalkan dapur tersebut sambil menangis. Ia berlari menuju taman. “Aaaaaaaa.” Teriak Alice. Alice mejatuhkan dirinya di rerumputan hijau yang ada di taman itu. “Tuhan apa salahku? Sehingga aku yang harus menerima ini semua. Kau tau tuhan bukan aku yang menabrak mereka. Tapi kenapa aku di sini yang masih saja disalahkan. Bahkan sekarang aku justru menjadi tameng hubungan antara manusia sombong itu dengan kekasihnya. Kenapa semua ini terjadi pada ku, Tuhan? Apakah aku tak pantas untuk bahagia?” ucap Alice sambil setengah berteriak. Ia menangis memegangi dadanya yang terasa nyeri. “Bahkan aku selalu mengalah dengan kakakku. Aku selalu menuruti apa yang kedua orang tuaku inginkan tapi kenapa justru aku yang merasakan sakit seperti ini, Tuhan.” Lagi-lagi Alice hanya bisa menangis meratapi nasibnya yang sangat tragis ini. Suasana malam ini menjadi semakin menambah mellow tatkala terdengar gemuruh petir yang sudah mulai kelu
Sesampainya dikantor. “Hay Lex, Aku dengar dari tente Agatha kalau kamu bentar lagi mau menikahi Alice. Benar begitu?” tanya Askara. “Hemmm,” singkat Alex. “Wah wah wah sayang sekali, padahal tadinya aku yang akan menikahi Alice, ehh taunya malah udah keduluan. Alice yang cantik, imut, pinter masak, tinggi, putih, behh idaman baget pokoknya. Sebenernya sayang si, kenapa dia harus sama kamu,” ujar Askara Alex yang mendengar ucapan Askara hanya menatap sahabatnya tajam. “Santai Bro.. lagian kan kamu udah punya Meli. Jadi lebih baik Alice buat aku aja. Aku janji kalo aku bakal mencintai Alice dengan segenap jiwa raga aku." “Brisik kau Al. Sampai lo berani nyentuh Alice, habis lo di tangan gue!” Alex mencoba memperingati Alex. “Hahahahah.. kalem Lex, aku cuma pengen ngerti hati kamu yang sekarang aja. Ternyata bener kamu udah mulai cinta sama Alice,” kata Askara sambil tersenyum miring. “Diem gak kau! Brisik tau! Bagaimana pun hati aku itu bukan urusan kamu! Yang jelas aku masih ci
Di tempat lain. Di dalam kamarnya Ferdi menatap foto Alice sang putri sambil meneteskan air matanya. Dirinya sangat rindu dan sangat mengkhawatirkan keadaan Alice karena sampai detik ini komunikasi diantara dirinya dengan Alice terputus atas permintaan dari Alex. Ferdi selalu merasa tak berguna, karena tak bisa berbuat apa pun untuk Alice. Dirinya gagal untuk membuat Alice Bahagia. “Pah, cukup pah sudah. Biarkan Alice disana. Harusnya papah lega karena Denira tidak kenapa-kenapa.” Ujar Febri menghampiri Ferdi “Kau memang orang tua yang tak punya hati! Kau fikir aku bisa tenang saat anakku ada di dalam sana? Dia ada Bersama orang yang terkenal kejam!” ucap Ferdi. “Tapi buktinya kita tidak mendengar kabar kematian Alice kan, Pah. Jadi ya berarti Alice masih hidup dan baik-baik aja disana,” ucap Febri dengan rasa tak bersalahnya. “Astaga Febri! Apa yang sesungguhnya ada di otak kamu itu!” bentak Ferdi. “Sudahlah Pah. Aku tak mau berdebat. Percuma aku ngomong. Toh kau akan tetap memb
Mendengar tangisan dari Alice yang membuat aksi Alex berhenti dan kemudian tersadar atas apa yang dia lakukan saat ini. Alex pun segera bangkit dan pergi dari mansion itu. Pagi hari dimeja makan. “Kau gadis bodoh! Makanlah Bersamaku!” ujar Alex yang melihat Alice sedang menyiapkan sarapannya. “Tap..tapi tuan di dalam surat per jan….” “Aku yang membuatnya dan aku pula yang menyuruhmu untuk melanggarnya sebentar. Maka duduklah sebelum aku marah,” ucap Alex yang memotong perkataan Alice. Mau tak mau Alice pun langsung duduk di kursi yang ada depan samping Alex. “Besok adalah pernikahan kita, kau harus jaga sikap, mengerti gadis bodoh!” tukas Alex. “Iya Tuan, saya mengerti.” Jawab Alice singkat. “Oke kalau kau mengerti, disana kau harus memanggilku dengan sebutan Alex,” ujar Alex kembali “Iya Tuan,” kata Alice. “Huh kan aku sudah bilang panggil aku Alex. Apa kau tak mengerti Bahasa manusia?” tanya Alex sedikit kesal. “Astaga Tuan, kau yang mengatakan pada aku kalau disana aku h
Setelah acara pernikahan selesai, Agatha meminta Alex dan Alice untuk menginap beberapa hari di mansion utama dengan alasan dirinya ingin lebih dekat mengenal Alice. Mau tidak mau baik Alice maupun Alex terpaksa menyetujui usulan sang mamah dari pada nanti mamahnya menjadi curiga. Alice merasakan lelah yang sangat teramat pada tubuhnya. Untuk sedikit menghilangkan rasa lelahnya dirinya berniat untuk segera mandi dan lanjut untuk tidur. Setelah beberapa menit Alice melakukan ritual mandinya, Alice sengaja ingin merebahkan badannya dulu di sofa sambil memainkan gedgetnya sebentar. Namun tiba tiba suara Alex mengagetkan Alice. “Kalau kau mau tidur, langsung saja tidur di ranjang. Jangan tidur di sofa. Apa kau harap aku akan bersikap romantis terhadapmu yang akan menggendong tubuhmu yang ketiduran di sofa lalu di pindahkan ke ranjang? Jangan bermimpi gadis bodoh!” ujar Alex. Astaga mengapa semakin kesini pemikiran tuan ini semakin aneh, Tuhan. Padahal tak ada sedikit pun fikiranku un
Ke esokan harinya dikantor.Askara mengunjungi kantor Alex yang sebenarnya ada perlu dengan Rafa. Ya Rafa juga merupakan teman dari Askara. Namun saat urusannya selesai Askara melihat Alex yang sedang memasuki ruang kerjanya.Dengan usil Askara pun pergi untuk menggoda Alex.“Wih wih wih pengantin baru udah kekantor aja nih. Gak kejar tayang emang. Hahahah.” Goda Askara.“Brisik Lo. Kalau gak ada kepentingan mending lo keluar deh dari pada lo ngegoda gue. Gue lagi mau kerja!.” Ujar Alex“Santay Bro, Gak Asik lo sekarang. Ya udah lah kalau yang pengantin pria gak mau gue goda mending gue godain pengantin wanitanya aja. Kan lumayan siapa tau kalau kalian udah cerai nanti Alice mau nikah sama gue.” Ujar Askara.“Berani Lo ngegodain Gadis itu. Gue patahin tangan sama kaki Lo Al.” Ancam Alex“Wih Wih Wih makin ngeri aja bos yang satu ini. Hahahaha. Lagian lo itu jangan maruk dong. Lo harus pilih salah satu diantara mereka. Alice atau Meli. Pilih salah satu yang lo cinta. Lo gak kasian apa