Share

Bab 45 - Déjà Vu

***

Tanpa gairah.

Bela berjalan masuk ke dalam kamarnya seperginya dari rumah sakit karena orang tua Siska sudah datang, keadannya juga sudah sadar dan pada akhirnya Bela disarankan untuk istirahat dan pulang.

Ia menghempaskan tubuhnya yang lelah ke atas tempat tidur. Kehampaan menggerogotinya hingga jauh, pedih dan sesak.

Ia rindu Nial.

Ia sangat rindu bagaimana wajahnya yang kaku seperti formalin. Namun hangat jika mereka sudah bicara semakin dalam pada percakapan.

Ia rindu bagaimana Nial menggodanya, menatapnya, menyentuh dagunya dan mengatakan Bela miliknya.

"Mas Nial, apa nggak ada takdir yang menuliskan untuk kita kembali bersama?"

Drrt ... drrt ....

"Siapa yang menelpon malam-malam?"

Bela meraba ponselnya dari dalam tas yang tadi ikut ia lemparkan. Ia bangkit dengan segera saat tahu itu adalah Niko.

"Ya, Kak Nik?"

"Bela, kamu sibuk?" Suaranya tenang seperti biasa.

"Enggak, kenapa?"

"Aku ada di dekat rumahmu? Bisa kita bertemu?"

Bela menengok jam dinding yang menunjuk pada angk
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Dwi Nur Fatimah
sleding jg nih mas nial.. malahan udah uh ah uh ahh lg sama ulet bulu.. bisa bisa nya br pulang dr RS dia aselole di kamar nial bela. kesyyeellll
goodnovel comment avatar
Christy Lino
Selangkh lg nih kyaknx Niak akan ingat Bela & kamu ulet bulu siap2 angkat kaki jauh2 deh ke mmmmm planet gk brtuan ajj deh**
goodnovel comment avatar
Anemone 🌺🌸🍀🍁
getok aja jerr kepala si nial kalo ga inget inget bela mah, hahahah
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status