Share

Barra yang maju.

Ayana membuka bungkus yang melindungi bubur yang ia pesan dari segala macam kuman. Ia kini memindahkan buburnya kedalam mangkuk, sebelum ia memakannya. Rautnya tampak bahagia saat buburnya sudah sampai.

“Loh Nona Ayana beli bubur sendiri?” tanya Bi Yanti saat mendapati Ayana tengah duduk di ruang makan.

Ayana menggeleng, “Engga kok Bi. Ini beli lewat aplikasi online,” jawab Ayana ramah.

“Nona ngidam makan bubur ya pagi ini? Kenapa ngga minta beliin Aden Adira?” tanya Bi Yanti.

Ayana diam, ia tampak menggigit bagian bawah bibirnya. Mungkin benar kini ia sedang mengidam. Tapi untuk meminta bantuan Adira, rasanya tidak akan.

“Aku ngga mau ganggu Mas Adira, Bi.” Jawab Ayana kemudian.

Bi Yanti pun mendekat kearah Ayana. Ia menatap Ayana dengan lembut, seolah sedang berbicara dengan anaknya sendiri.

“Bibi mau kasih tahu aja ke Nona. Kalau Nona hamil, ya itu tanggungan kalian berdua. Tanggungan Nona dan Aden sebagai orang tua anak kalian. Kalau cuma
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status