Share

107. Merasa Bersalah

Otomatis Kian menyentuh dahinya karena rasa sakit di kepalanya yang tiba-tiba menyerangnya.

“Kamu kenapa?” Laureta hendak menyentuhnya, tapi mengurungkan niatnya karena sebelumnya Kian menepis tangannya. “Mau aku ambilkan obat? Dokter meresepkan obat penahan sakit untukku kemarin. Untukmu saja. Aku sudah tidak membutuhkannya lagi. Tunggu sebentar.”

Laureta keluar dari walk-in closet, Kian mengikutinya, lalu duduk di meja kerja. Laureta kembali sambil membawa sebutir kaplet dan segelas air minum hangat untuknya.

Kian menatap Laureta dan seketika ia kembali dirundung rasa bersalah. Istrinya telah begitu baik padanya, tapi ia malah mengkhianatinya di belakangnya.

“Ayo minum ini!” kata Laureta sambil mengangguk.

Kian pun menerima obat itu dan meminumnya. Air hangat mengalir, menghangatkan tenggorokannya. Selesai minum obat, Kian langsung memeluk pinggang Laureta yang sedang berdiri di hadapannya.

Ia menyandarkan kepalanya di perut Laureta. Kalau ia bisa menangis, ia ingin sekali menangis
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status