Share

224. Jas Hujan Baru

Ketika mereka baru jalan beberapa kilometer, tiba-tiba hujan pun turun sangat deras. Jeri tampak panik. Ia segera membelokkan setirnya dan berteduh di bawah jembatan jalan tol.

“Aduh, maaf ya, Ta. Aku hanya punya jas hujan keresek dan sudah bolong. Atau jas hujannya untukmu saja ya, Ta,” ucap Jeri sambil membuka joknya hendak mengeluarkan jas hujan keresek.

“Eh, tidak usah, Jer,” tolak Laureta. “Kita berteduh dulu saja. Masa aku yang pakai jas hujan, tapi kamu kehujanan?”

“Tidak apa-apa. Aku cukup pakai jaket saja.” Jeri tersenyum sambil menyerahkan jas hujan kereseknya yang tampak menyedihkan.

Laureta meringis melihatnya. “Hmmm, tidak usah, Jer.”

Jeri pun tahu diri. Ia menarik kembali jas hujannya itu dan menutup joknya. Beberapa motor pun ikut berteduh di sana. Udara terasa begitu dingin hingga Laureta menggigil.

“Aduh, kamu kedinginan ya. Jaketmu terlalu tipis. Kamu mau pakai jaket aku?”

Laureta menggelengkan kepalanya. “Tidak usah, Jer. Terima kasih. Kamu baik sekali.”

Jeri nyengi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status