Share

225. Ibu Layla

Hujan yang deras itu membuat jalanan jadi sangat macet dan agak banjir. Jeri menerobos antrian panjang mobil dan berjalan terus tanpa henti.

“Kalau naik angkot, kamu tidak akan bisa bergerak, Ta. Ini macet sekali!” seru Jeri sambil menoleh-noleh ke belakang. Laureta mengangguk sambil mengerjapkan matanya yang terkena air hujan.

Akhirnya, setelah menerobos kemacetan, mereka pun tiba di kosan Laureta. Jeri hendak memarkirkan motornya di dalam, tapi Laureta mencegahnya.

“Ibu kosku bilang, ini adalah kosan putri. Jadi, tidak boleh ada laki-laki yang masuk ke sini kecuali keluarga,” ucap Laureta memperingatkan.

“Oh, ya ampun.” Jeri terkekeh. “Maaf, aku tidak tahu. Hmmm, kamu tinggal di sini sendirian?”

“Ya, begitulah. Ada teman-teman kosan yang lain.”

Jeri mengangguk. “Sekali lagi, maaf ya karena sudah mengganggumu. Seharusnya kamu sudah pulang lebih awal, tapi kita malah kehujanan

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status