Share

75. Malu Sekali

Laureta tidak pernah melihat Kian seceria itu. Suara tawanya terdengar begitu menyenangkan dan natural. Pria itu memang sebenarnya senang tertawa. Sayangnya, Kian terlalu gengsi untuk menunjukkannya. Baru kali ini Kian melepaskan gengsi itu.

Ciuman Kian yang tadi benar-benar membuat hati Laureta tersentuh. Cara Kian mencium, seperti pria itu tidak pernah menciumnya sebelumnya. Laureta pun pasrah serasa ingin menyerahkan segala yang ia miliki hanya untuk Kian.

Jika bukan karena ia sedang datang bulan, Laureta pasti sudah melakukan hal itu di dapur bersama Kian. Jika mengingat akan hal itu, Laureta langsung gugup dan jantungnya berdegup kencang.

Ia menoleh pada Kian yang sedang makan dengan lahap di sebelahnya. Biasanya Kian tidak pernah makan sesemangat ini. Laureta pun tidak mau kalah. Perutnya sudah kelaparan sejak tadi.

Laureta pikir, makanan yang Kian pesan terlalu banyak. Nyatanya, semua makanan itu habis dibabat semuanya. Memang jika makan di restoran Sunda, Laureta pasti akan ma
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status