Share

"Cinta maupun benci itu ibarat api, terkadang memberi hangat namun tak jarang membuat hangus terbakar."

"Sejak kecil Shilla memang keras kepala," kata Budhe Siti setelah aku menyesap jahe madu yang dibawakannya beberapa menit yang lalu.

Dari depan rumah Shilla aku dibawa ke rumah seorang ustadz yang cukup di segani di sini. Pria yaang nampak religius itu sangat baik dan ramah, tak segan meminjami pakaian ganti dan mengizinkan aku untuk menginap di rumahnya meski kami baru bertemu.

"Apapun yang Shilla inginkan pasti akan dikejarnya sampai dapat. Hatinya sangat teguh namun hangat, perhatian dan baik ke semua orang." Sambung wanita dengan penutup kepala itu.

Tak ada yang salah dari penuturan Budhe Siti tentang Shilla. Sejauh aku mengenalnya, Shilla memang seperti itu. Baik, pengertian dan ramah meski pendiam.

"Budhe juga bingung, kenapa dia berubah angkuh dan sulit memaafkan seperti itu. Padahal kami tidak pernah mengajarinya menyimpan dendam. ... Mungkin, Shilla butuh waktu untuk menerima semua yang sudah dialaminya sebagai takdir dari yang maha kuasa."

Kusimak setiap kata yan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status