Share

Sebelum mengatakan aku kejam, tanyakan berapa banyak pisau dan panah yang mereka tancapkan di jantung dan hatiku. Lalu katakan pantaskah mereka dikasihani?

Setelah selesai mengecek jumlah barang aku membawa Raka ke sebuah restoran cepat saji tak jauh dari apotik. Tak enak juga membiarkannya pulang begitu saja apalagi dia juga membawakan titipan Nathan.

"Maaf, di sini pinggiran kota jadi, tak ada kafe atau resto mahal seperti di Jakarta." Merasa tak enak juga mengajaknya makan di restoran yang menunya kebanyakan favorit anak-anak.

"Nggak papa. Asyik juga makan sambil menikmati pemandangan keluarga kecil yang bahagia. Berasa dikasih kode." Raka mengedipkan sebelah matanya.

Kode? Kode apa maksudnya? Oh... aku memicingkan mataku. Sontak Raka tertawa renyah.

"Astaga......" Aku menggelengkan kepalaku. Raka memang sedikit konyol.

Raka adalah saudara sepupu Nathan tapi sifatnya berbeda dengan Nathan. Pria ini lebih ramah dan humoris ketimbang Nathan.

"Duduklah, biarkan aku pesankan." Aku berjalan menuju meja pemesanan.

"Dua paket ayam goreng," pesanku pada Mbak-mbak di bagian order lalu mengambil uang dari dalam tas.

"Pakai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status