Share

Bab 135. Lamaran Resmi

Sampai di rumah, Raffi masih membuntuti mobilku, alhasil, sesaat setelah aku mematikan mesin mobilku, Raffi sudah berdiri di dekat kaca jendela mobilku.

"Keras kepala!" ucapnya sinis.

"Biarin! Salah sendiri!" sahutku tak mau kalah.

"Putri, aku ini calon suamimu, tak bisakah kau bersikap lembut sedikit?"

"Aku nggak suka terlalu dikekang." Aku keluar mobil dan berjalan ke teras rumah. Kemudian mendaratkan bobotku di kursi teras.

"Apa salahnya menuruti permintaanku, selagi itu memang untuk kebaikan."

"Ya, aku tau itu Fi, tapi aku lebih suka kita tetap bersikap seperti biasanya, nggak perlu berlebihan." Aku membuang napas berat.

"Oke. Oke. Kali ini aku coba mengerti. Please, jangan ngambek lagi."

Aku tersenyum kemudian mengulurkan tanganku.

"Cokelat dulu." Aku menengadah tanganku padanya.

"Kebiasaan! Untung cinta, kalau enggak–"

"Kalau enggak kenapa?" tanyaku sambil tersenyum menatap Raffi.

"Kalau enggak ya, ogah lah!"

Aku dan Raffi sudah seperti menjadi kebiasaan kalau sedang berdebat a
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status