Share

Bab 157. Kedatangan si Pengganggu

Bukannya aku pesimis aku hanya takut tak bisa secepatnya memberikan keturunan untuk keluarga ini. Walaupun hasil pemeriksaan beberapa dokter semuanya mengatakan aku sehat.

Kalau aku lihat, Mama Maya dan Papa Hendra dari sudut netra mereka sangat terlihat jelas, mereka begitu mengidamkan kehadiran cucu.

*

"Sayang kamu kenapa? Kok sejak tadi kayaknya banyak diam?" tanya Mas Raffi. Saat ini kami tengah mengemasi barang-barang kami, akan check out dari hotel, dan malam ini juga kami akan terbang ke pulau Dewata Bali.

"Aku nggak apa-apa Mas."

"Kamu capek? Kalau kamu capek, kita bisa ambil penerbangan besok pagi aja," ucapnya lagi.

"Oh, enggak kok. Aku nggak apa-apa. Terbang malam ini pun oke."

Kami pun sama-sama berkemas memastikan semua barang milik kami berdua sudah semuanya masuk ke dalam koper.

Setelah semuanya selesai kami langsung turun, di bawah Papa dan Mama sudah menunggu di lobby.

"Sudah siap pulang siang ini?"

"Sudah Ma," sahutku.

"Nggak ada yang ketinggalan kan?"

"Nggak ada,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status