Share

Butiran Salju

“Memangnya, kamu mau ke mana?" tanya Pramoedya cukup nyaring, karena Laila berjalan cepat meningglkannya. "Silakan pergi sendiri, dan berharaplah bertemu seseorang yang bisa bicara Bahasa Indonesia,” ujar Pramoedya, karena Laila tak menanggapi pertanyaannya.

Namun, setelah mendengar ucapan tadi, seketika Laila tertegun. Apa yang Pramoedya katakan memang benar. Bukan hanya tak tahu rute jalan, dia juga tidak paham sama sekali Bahasa Belanda. Akhirnya, Laila hanya berdiri terpaku. Dia harus mengesampingkan segala kekesalannya terhadap sang suami.

Pramoedya tersenyum kalem, seraya berjalan mendekat. Dia berdiri tepat di belakang Laila, hingga tubuh mereka merapat. “Kenapa berhenti?” bisiknya nakal.

“Mundur! Jangan dekat-dekat!” sergah Laila. Meski suaranya terdengar pelan, tapi kemarahan masih tersirat jelas dalam nada bicara wanita cantik dua puluh lima tahun tersebut.

“Ini bukan Indonesia. Aku bisa menciummu sesukaku di sini. Tak harus sambil bersembunyi,” ujar Pramoedya enteng, mem
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status