Share

Bab 15. Tak Semudah itu Untuk Pergi

"Bagus, ya. Jam segini baru pulang!"

Baru saja Analea menginjakkan kakinya di teras rumah, Irma berkacak pinggang di depan pintu.

"Nggak siang, nggak malam, keluyuran terus! Gimana nggak jadi bahan omongan tetangga kalau setiap hari begini?" Sorot mata Irma begitu tajam menatap menantunya. Ada kemarahan dan ketidaksukaan dalam tatapannya.

"Asalamualaikum, Bu." Meskipun begitu, Analea tetap menghampiri ibu mertua dan mencium tangannya. "Aku bukan keluyuran, Bu. Tapi baru saja pulang kerja."

"Halaaah, mau gaya-gayaan kerja kayak orang-orang. Ngaca dulu dong! Penampilan kayak gini kok mau kerja," cemooh Irma. Ia memandang Analea dari ujung rambut sampai ujung kaki dengan tatapan meremehkan. "Sana ke dapur, kerjaan kamu seharian numpuk!"

"Kerjaan aku?" Analea mengernyit. Ia langsung melangkah ke dapur.

Mata wanita itu langsung melebar saat melihat tumpukan piring kotor dan alat bekas masak di wastafel yang tampak sepertinya sengaja dikumpulkan sejak pagi, belum dicuci. Tumpukan pakaian ko
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Farhana Nurdin
semakin seru..saja
goodnovel comment avatar
Wahni Bakri
ceitanya seru
goodnovel comment avatar
Andriani Setyowati
bercerai lebih baik
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status