Share

KELEWAT GROGI

Malam harinya, kuceritakan semuanya pada Mas Pras. Biar bagaimanapun, aku harus tetap meminta izin darinya.

"Berarti, Papa bisa kurangin uang belanja, dong, Ma? Kan waktu ada Ibu dan Bapak, pengeluaran Papa nambah dua kali lipat!" katanya mulai perhitungan.

Tiba-tiba saja dadaku terasa panas. Kesal mendengar tanggapannya barusan. Ingin marah lagi, tapi tidak bisa. Hanya air mata yang tiba-tiba saja keluar dari pelupuk mata tanpa bisa kucegah.

Melihatku menangis, Mas Pras terlihat kaget. Tidak biasanya aku begini tanpa marah-marah dulu. Aku lelah Mas, lelah!

"Papa salah lagi ya?" tanyanya berlagak polos.

Makin ke sini, aku semakin tidak mengerti dengan jalan pikiran suamiku. Kenapa pelit dan perhitungannya semakin menjadi-jadi?

Padahal, sebelum menikah, aku mengenal Mas Pras cukup lama. Dulu, dia tidak se-pelit ini.

Kalau kata Anjeli sih, itu hanya tak-tik supaya bisa mendapatkan hatiku. Apapun akan dia bawakan untuk Ibu jika kami berkunjung ke kampung. Begitu juga dengan pesanan Anje
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status