Share

SEBUAH KEPUTUSAN

Mas Pras diam membisu. Sengaja kukeraskan volume suara, hingga keluarganya sangat terkejut. Mungkin dia malu.

Bukannya sungkem sama orangtuanya yang datang jauh dari kampung, Mas Pras malah melengos dan langsung pergi.

Teh Lina terus menggenggam tanganku sejak tadi. Aku tahu, mungkin saat ini, aku terlihat seperti orang yang paling dikasihani.

Sedangkan keluarga suamiku, mereka diam saja. Mungkin malu dengan kelakuan anaknya.

"Maaf ya Pak, Bu ...," ucapku sebisanya.

"Untuk apa, Nduk? Pras yang salah. Ibu sampai kehilangan muka begini!"

Aku menghela nafas. Asal jangan suruh Jani cari ya Bu, Jani enggak tau hilang di mana, beneran deh ...!

"Baiknya, kalian istirahat di kontrakan aja. Jani enggak tega. Kalian pasti capek seharian ini."

Kasihan juga aku melihat mereka yang dipenuhi rasa bersalah. Terlebih, mereka belum istirahat sejak tiba siang tadi.

Setelah memberi wejangan panjang lebar sampai aku mengantuk, keluarga Mas Pras menuruti saranku untuk kembali ke kontrakan.

"Sebentar lag
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status