Share

TAMU JAUH

"Bu, bagaimana ini? Apa kita harus menginap atau bagaimana?"

Samar-samar kudengar suara Bapak saat aku mulai sadar.

Kenapa aku harus pingsan lagi? Padahal aku ingin mengantarkan Teh Lina sampai ke tempat peristirahatan terakhirnya. Aku yakin saat ini dia sudah dikebumikan.

"Nanti tanya Anjani dulu Pak, kasihan dia pingsan berkali-kali ...," jawab Ibu.

"Bu ...," panggilku pada Ibu.

"Teteh udah sadar? Sebentar Ibu bikinin Teh manis, biar kuat ...." Ibu berlari ke dapur meninggalkan aku dan Bapak di sini.

"Anak-anak di mana Pak?"

"Diajak main sama Dini dan Anjeli. Tadi ... Dini nggak berhenti nangis, tapi setelah main dengan anak kamu, dia bisa melupakan sejenak kesedihannya."

Ya, Dini pasti sangat terpukul dengan kepergian maminya. Selain bungsu, selama ini dia sangat bergantung pada Teh Lina.

"Bagaimana Teh, kita pulang kapan? Jujur aja, Ibu nggak enak karena banyak saudara mereka di sini. Dari tadi nanya sama Ibu. Ibu 'kan jadi bingung, Teh, mau bilang mantan pacar apa manta
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status