Share

Firman Dan Bebek

Kami sampai di rumah saat hari sudah menjelang Magrib, seluruh tamu masih ada, Umar, Hasan dan Sandy masih di rumah. Begitu kami sampai Sandy yang duluan bertanya.

"Bagaimana, Bu?"

Aku melihat Umar, dia polisi, yang menjemput Bagira adalah polisi temannya juga, apa dia tidak tahu?

"Udah dijemput polisi, apakah Umar tak tahu?" tanyaku kemudian.

"Aku lagi bebas tugas, Bu," jawab Umar.

"Oh, pantasan bisa di sini seharian,"

"Hehehehe,"

Magrib tiba, kami lalu salat Magrib berjamaah. Torkis yang bertindak sebagai imam. Setelah selesai salat, mau makan malam lagi. Ikan yang dibawa Firman sudah habis. Untuk masak sudah tak ada waktu.

"Kitabmakan di luar, yuk," ajak Torkis.

"Ayooo," Butet yang duluan menjawab.

Ini salah satu masalah di dasa, tak ada rumah makan, rumah makan terdekat ada di ibukota kecamatan, itu milik Ibunya Sandy. Akan tetapi kata Sandy mereka tidak buka hari ini.

"Kita makan di mana?" tanya Bang Parlin yang jadi supir dadakan. Kami di mobil Torkis, sedangkan Umar, Hasan dan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (5)
goodnovel comment avatar
sekai
begini lah kalo para sultan lg jajan d pasar malem. g naggung" satu gerobak d borong. tp segitu mah murah we. palagi buat torkis mah g bkl nguras isi kantong.
goodnovel comment avatar
sekai
butet d tinggal d rmh asuh c cantik kan d temenin bnyk cogan tuhh. jd penasaran pengen tau apa aja mereka d rmh. kan bang umar libur. bang hasan jls blm balik k kota. plus ada bang sandy pula. apa jangan" justru c cantik d asuh para abang" yaa...? hahaa
goodnovel comment avatar
carsun18106
hmmm pake pelet apa ni gelangnya butet, diolesin dedak apa gimana ya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status