Share

Pagar Rara 2

Tamira, sang tuan rumah mempersilahkan kamu masuk, Bang Parlin, Torkis dan Firman langsung duduk mengelilingi Bagira yang masih tidur.

"Bagira, bangun, ada tamu!" teriak Tamira.

Bagira bangun, dia mengucek-ucek matanya.

"Wah, ini pasti mimpi," kata Bagira seraya berbaring kembali. Beberapa saat kemudian dia bangun lagi.

"Bang Parlin, Torkis, Firman!" serunya.

"Iya, ini kami,"

"Aku pasti bermimpi," katanya lagi seraya menampar pipinya sendiri.

"Ini nyata?" pria itu bicara sendiri, dia kemudian melihat Tamira kakaknya.

"Ada tamu, Bagira,"

"Bang Parlin," dia lalu salim ke Bang Parlin.

"Kamu kenal ini?" tanya Bang Parlin seraya menunjuk ke arahku.

"Oh, aduh," pria itu memegang kepalanya.

"Dari sekian banyak calon korban, kenapa harus aku?" tanyaku kemudian.

Dia sepertinya bingung, mulutnya komat-kamit, dia melihat ke bawah.

"Gak usah main ilmu kau, Bagira, sama-sama pemainnya kita di sini," kata Torkis seraya menepuk paha Bagira.

"Kenapa harus aku?" tanyaku lagi.

"Maafkan aku, Bu," kata B
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (9)
goodnovel comment avatar
carsun18106
yah maap2 aja bang klo nia kesannya suuzon, da abang sendiri sikapnya seperti yg berat, nutup2i, menghindar, tiap kali ada pembahasan ttg si batu merah
goodnovel comment avatar
Branded Storee T Cut
slalu happy stiap habis baca thor
goodnovel comment avatar
sekai
kalem aja, nia. g perlu sungkan. wajar bngt kok penasaran sama hal ttg suami. bahkan cemburu pun hal lumrah. biarkan bang parlin anggap kau sll su'udzon. nyatanya emang segala masa lalu suamimu itu sll ttg c rara. cemburu dah bag dr ketetapan Allah buat perempuan. pun buat lelaki biar g dayyuts.
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status