Share

Bab 29

Pulang Kampung. Sesampainya di rumah aku lihat ibuku sedang duduk, sembari melipat pakaian yang baru saja diangkatnya dari jemuran. Akupun langsung membenamkan wajahku ke pangkuan ibuku. Tangisku langsung meledak di pangkuan ibuku. Ibuku mengelus rambutku dengan lembutnya. Dia cukup paham akan tabiatku. Memang kebiasaanku kalau sedang tertekan langsung membenamkan wajahku di atas pangkuan ibuku. Dibiarkannya aku menangis sepuasnya, agar aku menumpahkan  seluruhnya ganjalan yang menyumbat dadaku. Setelah tangisku reda dan dadaku tidak sesak lagi, baru ibuku mulai bertanya padaku. 

“Ada apa nduk, kok kamu begitu sedih…?”

Masih dalam dekapan ibuku, aku menghapus sisa-sisa air mata yang mengalir di pipiku, sembari mengadu akan deritaku.

“Aku difitnah orang Bu.”

“Fitnah bagaimana maksudmu, nduk?”

“Masa aku digosipin kumpul kebo dengan Andrew di pemondokan.”

“Tapi kamu

Enda Kiebo

Ya, kamu tidak boleh marah-marah sama orang yang suka mencibirimu. Tunjukkan bahwa kamu cukup dewasa untuk memilah mana perkataan yang perlu ditanggapi dan mana yang tidak perlu ditanggapi. Biarkan dan abaikan saja kalau perkataan itu sifatnya hanya mengumbar nafsu kebencian. Tapi kalau perkataan itu sifatnya menanyakan, maka kamu harus mengajaknya berpikir dengan jernih untuk memilah duduk persoalannya. Kembalikan tanya apa maksud dan tujuan jika ia menyebar gosip. Biarkan mereka menilai sendiri.

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status