Share

Amarah Seorang Perempuan 2

“Kau tidak bersalah. Aku menemukan buktinya. Maaf, maaf, aku terlambat, ya Allah.” Maira memeluk Nuwa yang masih terus mengeluarkan air mata.

Wanita berusia 20 tahun itu sedih bukan karena hukuman yang dijatuhkan padanya, tetapi karena kesempatan bertemu Kai dan anaknya yang sudah tiada terjeda. Jari jemari Nuwa terkepal dengan sangat erat. Medis datang ingin memeriksa keadaan Nuwa, tapi ia menolak.

“Aku baik-baik saja, aku masih hidup.” Wanita Suku Mui itu berdiri tegak.

“Syukurlah kau tidak apa-apa. Kau tunggu di sini saja. Aku akan berbicara dengan hakim terlebih dahulu.” Maira turun dari tempat tiang gantungan dan mengambil notebook lalu berbicara sebentar pada dua hakim.

Seorang laki-laki berdiri terpaku, dan sesaat bingung dengan apa yang telah terjadi. Dia tak tahu mengapa kakaknya tidak berbicara padanya. Juga sangat memahami arti tatapan tersangka yang tidak jadi mati itu padanya. Kebencian begitu besar tergambar di sana.

Nuwa mengambil kain hitam yang tadi menutupi waja
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status