Share

Minta Maaf

Gu, Hira, dan Zahra tak berhenti-henti tertawa mendengar cerita yang didongengkan oleh Nuwa. Hanya satu manusia saja yang kaku dari tadi seperti wortel baru dipanen, yaitu Dayyan. Padahal aslinya ingin ketawa tapi malu sama status sebagai Syeikh, ditambah sakit hati dibilang tak laku-laku. Ada yang ingin sebenarnya menikah dengan Dayyan, tapi lelaki itu masih diam sepeti batu.

“Kau ikut pulang ke rumah kami, Nak?” tanya Gu.

“Eh, jangan, aku ke stasiun saja mau pulang ke rumah.” Nuwa segan, takut disangka ingin dekat dengan keluarga yang disegani banyak orang.

“Dayyan, antar ke statiun,” perintah Hira.

“Jauh mutarnya.” Lelaki bermata abu-abu itu menarik napas.

“Tidak usah, nanti aku naik rajawali terbang saja. Berhenti di simpang lampu merah ya, Syeikh, tolong.” Tumben Nuwa bicara lembut pada Dayyan, mungkin karena ada ibunda yang disegani.

“Kapan-kapan main ke rumah, ya. Jangan hanya tunggu idul fitri, masih lama.” Gu memegang tangan Nuwa sebelum berpisah.

“Iya, Insya Allah k
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status