Share

Terbayang-bayang

Tak fokus Dayyan menyetir mobil pulang ke rumah. Kadang salah belok, kadang ingin menabrak sesuatu, kadang begini, kadang begitu. Bayangan aurat Nuwa masih berputar-putar di wajahnya.

“Astaghfirullahhalladzim. Ya Allah, harusnya aku tundukkan pandangan tadi, bukan aku lihat sampai selesai. Aku yang salah di sini, bukan dia.” Ayah Bhani menarik napas panjang berusaha meredam debar jantungnya yang kian menjadi.

Sejak kecil ia sudah diberi tahu batasan antara lelaki dan perempuan. Bahkan pendidikan di Syam dengan jelas memisahkan ruang antara perempuan dan lelaki. Kecuali pengajar lelaki yang diperbolehkan mengajar perempuan, pun tak banyak, dia salah satunya.

Jika di rumah, Dayyan hanya melihat bagian tubuh saudari perempuan dan ibunya sebatas rambut, wajah, leher, tangan sampai siku dan kaki tak sampai betis. Baju pun longgar sekali. Di dalam kamar ia tidak tahu bagaimana para saudarinya karena oleh Ali ada larangan masuk kamar tanpa salam.

Lalu aurat perempuan yang bukan mahrom yan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status