Share

Bab 22: Jembatan Perselingkuhan Suami dan Sahabatku

“Apa maksudnya ini?” Suara Ida meninggi sendiri.

Namun, tidak ada yang bergegas menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh wanita yang memakai dress mahal itu. Dia komat-kamit menuntut Bang Bayu agar lekas menjawab dirinya, lagi-lagi hanya embusan angin yang menjawi balasan untuk perempuan itu.

Bang Bayu membiarkan sang pengacara tersebut mengambil alih situasi. Dia memilih untuk kembali menempati sofa tanpa mengajak istrinya agar turut serta bersama.

“Tolong duduk dulu, Nyonya? Kita bicarakan secara kekeluargaan, ya?” pinta sang pengacara tersebut.

Pria berkepala plontos bernama Tamtama berkata tegas. Dia mengetuku punggung penanya di atas berkas, meminta dengan jelas agar kami semua duduk dengan tenang di sofa dan membiarkan dirinya yang berbicara seorang diri.

“Silakan dimulai saja, Pak Pengacara!” Bang Bayu berujar.

“Apanya yang dimulai, Bang? Bukannya hari ini mau rayain ulang tahun putri kita?” tuntut Ida bingung.

Kasihan sekali perempuan itu. Dia dilanda kepanikan saat seluruh b
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status