Share

95. Kita Harus Bersabar

Gendis menarik koper besar milik Wati dari teras hingga masuk ke dalam kamar tamu. Kamar itu sudah dirapikan Bik Sumi dari jauh-jauh hari.

"Ibu sama bapak nanti tidurnya di sini, Gendis di atas." Gendis meletakkan koper dekat dengan lerai pakaian. "Kamar mandinya ada di sini," ujar Gendis lagi membuka pintu kamar mandi.

"Jadi kamu tinggal di rumahnya Nak Sakti, Dis?" Wati duduk di sisi tempat tidur.

"Enggak seperti yang ibu pikirkan. Sakti tinggal di apartemen, kadang kita lebih sering di rumah keluarga Anggara. Jangan mikir yang macem-macem ah." Gendis tersenyum.

"Bapakmu itu kalo sudah ketemu Sakti ada aja yang di bahas." Wati memperhatikan Gendis dengan seksama, matanya turun pada lingkaran leher Gendis dengan seuntai kalung yang menghias lehernya.

"Oh iya, ini dari Mama Hanna. Dia kasih ke Gendis, Bu. Katanya dengan kalung ini, itu artinya Gendis sudah di terima di keluarga mereka."

"Cantik sekali, Dis. Ibu malah nggak ada kasih apa-apa ke kamu," ujar Wati dengan ekspresi waj
Chida

Enjoy reading 😘

| 1
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (10)
goodnovel comment avatar
Umie
awas kebablasan
goodnovel comment avatar
Fera Hikmaramayanti
sakti tukang nyosor .. wkwkwkw
goodnovel comment avatar
Anggiria Dewi
Sakti bilanh sabar tapi nyosor mulu ah ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status