Share

Melamar

"Kamu yakin dengan apa yang kamu ucapkan?” tanya Pak Imam.

Arunika mengangguk.

“Kamu tahu kan, Run. Jika kelak Tama dewasa, ia tak akan jadi mahram untukmu.”

“Runi paham, Yah.”

“Lalu kenapa begitu cepat mengambil keputusan?”

“Arunika hanya tak bisa melihat Tama sebatang kara. Dia masih terlalu kecil, Yah. Lulus SD nanti, Arunika berniat untuk memasukkan Tama ke pesantren, seperti Arunika dulu.”

“Kalian nanti akan serumah, dan kalau kamu menikah nanti, apa suamimu akan menerimanya?” tanya Pak Imam.

“Arunika paham akan batasan, Yah, dan Runi juga akan memberi pemahaman pada Tama nanti setelah dia baligh tentang batasan. Dia butuh wali.”

“Lalu bagaimana jika kamu menikah nanti?” tanya Pak Imam.

“Runi hanya perlu menjelaskan tentang Tama pada calon suami Runi kelak.”

“Tak semua orang mau menerima kehadiran orang lain, Run.”

“Kalau begitu, Runi akan menerima jodoh yang akan menerima kehadiran Tama juga.” Tegas Arunika.

Pak Imam memijat pelipisnya, Kalandra hanya diam mendengarkan. Bukan ta
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status