Share

Pulang Bersama

“Tidak seharusnya kalian bertengkar seperti tadi, Mas.”

Kalandra melirik Arunika sebentar, lalu kembali fokus pada objek di depannya.

“Kamu masih mengkhawatirkannya?”

Arunika berdecak, “tak semua yang aku ucapkan berarti aku mencemaskannya, Mas.”

“Oh, ya? Kamu tak mencemaskanku?”

Arunika mendesah, “tentu saja cemas. Justru karena itu aku tidak mau ada keributan.”

“Mantan suamimu itu benar-benar lelaki brengsek, Run. Setidaknya, bersyukurlah kamu telah terlepas dengan lelaki seperti itu.” Papar Kalandra.

Tatapan Arunika menerawang, mengamati lampu jalanan yang terlihat berkelip seperti bintang. Hatinya bergejolak, bukankah memang penyesalan selalu datang di akhir cerita?

Keduanya larut dalam pikiran masing-masing. Arunika melirik ke arah Kalandra yang masih fokus menyetir. Ada perasaan lega ketika melihat lelaki itu baik-baik saja. Apalagi tadi sempat hampir dihantam oleh Mahesa, sungguh membuat Arunika tak enak hati.

“Terima kasih.” Lirih Arunika.

Kalandra meliriknya, “untuk?”

“Sem
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status