Share

Panik

ABDI terus berjalan menuju ke arah barat. Arah yang diyakininya merupakan posisi jalan raya di mana mereka kemarin berkendara dan mengalami kecelakaan. Tiara mengikuti dari belakang, sesekali sembari mengunyah buah duwet.

Mereka melalui satu kawasan penuh perdu dan tanaman sulur yang bergelantungan. Setelah melewati tempat itu vegetasi terlihat lebih jarang. Pemandangan juga lebih terang tanpa perdu dan semak.

Karena tak perlu berhenti untuk membuka jalan, Abdi percepat langkah kakinya. Di belakang, Tiara mau tak mau turut mempercepat laju jalannya agar tak ketinggalan.

Dan di sinilah masalah mulai timbul. Karena berjalan lebih cepat, engkel Tiara kembali mengeluarkan rasa nyeri. Semakin lama nyeri itu semakin menjad-jadi. Membuat mulut Tiara mendesis tanpa henti menahan sakit.

"Bertahanlah, Tiara! Rasa sakit ini sepadan dengan jalan keluar yang nanti kau dapatkan!" Kembali Tiara menyemangati diri sendiri di dalam hati.

Masalahnya, semakin Tiara me

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status