Share

Firasat Burukku

Suatu malam yang cerah dengan bintang bertaburan, aku menuju kerumah hamzah untuk berbicara masalah pergi berangkat acara cikampek.

“jon masuk cikampek kaga”, ucap ku.

“masuk lah ayuu”, ucap hamzah sambil memegang hpnya.

“naik alysa?”, ucap ku sambil bercanda.

“yaudah berarti nanti sebelum berangkat, naikin mesin kuning keallysa”, ucap hamzah.

Sungguh tak sabar, sudah lama aku tidak menunggangi alysa, sampai akhirnya malam itu pun tiba kita berangkat menuju cikampek.

“lewat mana yas”, ucap hamzah.

“kali malang jah enak”, balas aku sambil merasakan angin.

Sesampainya kita berdua dikemang, kita memiliki kendala pada mesin. Ternyata stut kopling mesin punya hamzah sudah habis tergiling oleh gearset.

Akhirnya kami perbaiki, karena kami memiliki sparepart cadangan yang telah kami siapkan sebelum berangkat.

“Yahh koplingnya nyelip jah”, ucapku saat ku nyalakan mesin mespanya menggunakan kick stater.

“untung punya cadangan”, jawab hamzah sambil tertawa.

Setelah kita berdua perbaiki, aku dan hamzah memilih untuk melanjutkan perjalanan. Tetapi ada firasat yang membuat ku tak ingin melanjutkan perjalanan.

“jah oli suntik habis, kalo ada bengkel berhenti dulu”, ucap ku sambil memegang botol oli.

“iya slow”, jawab hamzah sambil mengendarai.

Saat aku dan hamzah menaiki flyover alysa pun kembali kandas.

“yah kena lagi jah”, ucap ku sambil garuk kepala.

“malah kita bawa stut Cuma satu lagi..”, ujar hamzah sambil kebingungan

“yaudah bentar gue cari nasi dlu”, ujar ku, karena perut ku mulai lapar.

“yaudah gue tunggu sini”, ujar hamzah sambil mengeluarkan peralatan.

Aku melihat restoran yang sudah ingin closing, aku menghampiri pegawai restoran itu.

“bang apakah masih ada nasi bang, boleh aku memintanya? Aku sangat lapar, aku ingin pergi menuju cikampek dengan memakai motor itu”, ucap ku sambil menunjuk motor yang aku gunakan.

“oh iya bentar yah aku ambilkan dlu”, ujar pegawai restorant itu sambil menaruh sapunya.

Aku mempunyai firasat yang kurang mengenakan untuk melanjutkan perjalanan.

Aku kembali pada hamzah, dan mengajaknya untuk makan nasi yang hasil aku minta.

“jah makan dlu ni”, ucap ku sambil membuka nasi itu.

“iya ayo”, ucap hamzah sambil makan tanpa cuci tangan.

Aku bingung akan melanjutkan perjalanan atau tidak, dengan posisi allysa sedang kandas.

aku mencoba melawan firasatku yang buruk itu. Pada akhirnya aku dan hamzah melanjutkan perjalanan dengan keadaan motor yang tidak dipakaikan kopling.

Sampainya dikalimalang aku berhenti sejenak karena kondisi mesin yang sangat panas.

Sampai akhirnya kami melanjutkan perjalanan.

“udah jah madep depan aja” ucap ku sambil kesal. Tak lama aku berbicara

seperti itu aku mendapat musibah, yaitu kecelakaan. Karena kondisi motor yang pendek hampir menyentuh dengan aspal. Alyysa tersangkut kedamalam cor cor an PLN.

Dengan kondisi hidungku yang tertancap stang, bibirku menyangkut di behel gigiku, dengan hamzah yang terluka dibagian dadanya.

“yaampun yas idung luuuu..”, ucap hamzah membuat ku panik.

“kenapa emangnya?”, ucap ku dengan panik.

“itu kelihatan dagingnya, bibir lu juga, ayo cari klinik yasss!”, ucap hamzah sambil menggeret tangan ku.

“Akh udah jahh, Jangan ngurusin luka gue!, kita akalin sendiri, tolong ini akalin bibir gue, kalo kita nyari klinik, mungkin gue sudah gak tahu lagi!”, ucap ku sambil bersabar pada musibah yang aku jalani.

Setelah hamzah mengakali bibirku yang nyangkut dengan behel, hamzah bergegas mencari supermarket, untuk membeli kapas dan obat merah.

“yas ini, bersihin dlu darah lo”, ucap hamzah sambil membuka kapas.

Aku hanya bisa tersenyum padanya, Karena pada dasarnya kita susah senang bareng, apapun yang kita hadapi saat ini, kita hadapi bersama.

“Bukan lari dari segala masalah dengan banyak alasan seperti layaknya PECUNDANG!”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status