Share

Bab. 56

“Nanti ya, Nak. Fiyah anak pintar kan, nggak mau bikin bunda sama nenek susah kan.” Sawitri hapus air mata dan keringat di wajah anak itu.

“Tapi Bunda janji, besok temani aku sampai sore.” Rajuk safiyah.

“Insya Allah, Sayang, bunda janji.” Sahut Sawitri cepat. “Fiyah habis ini langsung bobo siang sama nenek, ya.” Ucap Sawitri pelan, sambil menurunkan Safiyah dan mendudukkanya di atas sofa warna kuning gading di ruang tamu itu.

“He em.” Safiyah hanya ber he em smabil mengangguk dengan bibir mengerucut. Terlihat menggemaskan.

“Ok, anak pintar kalau gitu, Bunda pulang dulu ya, sampai ketemu, besok sayang.” Sawitri melambaikan tangan saat berjalan keluar, melewati pagar rumah setinggi dua meter itu.

Lambaian yang dibalas Safiyah dan neneknya.

__

“Assalamualaikum,” ucap Sawitri saat memasuki rumah suaminya. Nampak mas Burhan duduk di runag tengah, sibuk mengutak atik ponselnya.

Belum lagi salamnya dijawab, bu Masita sudah muncul dari dapur membawa segelas air es untuk putranya.

‘Tumben Ma
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status