Share

Bab. 55

“Bapak, ditinggal kerja saja, biar saya yang urus dan anter Safiyah pulang. Dekatkan rumahnya.” Ucap Sawitri membuat lega di hati ayah muridnya itu.

“Tapi aku nggak kuat jalan kaki kaya Bunda, Bunda pulang pergi sekolah jalan kaki kan,” ucapan polos Safiyah sedikit membuat Sawitri merasa malu. Sebab jarak rumah suaminya yang dua kilo itu bila pulang pergi jalan kaki berarti dia jalan empat kilo tiap hari, mana kadang panas maupun hujan tetap jalan kaki. Bagimana kulitnya mau kinclong coba bila sinar matahari mengahajar kuning langsatnya itu tiap hari.

Pak Safar yang mendegar itu sedikit terhenyak.

“Benarkah demikian, Bu? Ibu jalan kaki tiap hari?” tanya pak Safar dengan rasa iba pada wanita yang terlihat wajah sembabnya ini. Dari tadi sebenarnya pak Safar memperhatikan wajah dan mata yang sembab itu.

“Iya, Pak. Tapi tak apa, sudah terbiasa jadi tak terasa capeknya.” Jawab Sawitri dengan perasaan malu sebenarnya.

“Aku, mau dimasakin mama juga, Bunda. Di rumah aku, nggak punya mama.” Ka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status