Share

Bab. 80

“Astagfirullah! Mas!” bu Mutia terperanjat kaget dari tidurnya. Gelegar petir yang cukup keras disertai cahaya kilat yang menembus di celah jendela kamar besar itu, membuatnya terjaga. Juga karna elusan di pipinya dari sebuah tangan yang terasa cukup dingin.

“Maaf, Sayang. Mas bikin kamu kaget. Capek nunggu, ya?” pak Cipto mendekat lalu ikut naik keatas pembaringan kemudian merebahkan dirinya di samping istrinya yang lelah menunggunya pulang.

“Iya, Mas. Nggak biasanya kamu telat pulang kaya gini. Telepon juga nggak aktif,” sahut bu Mutia memberikan punggung pada suaminya.

Lelakinya itu sudah mandi, wangi sabun menguar dari tubuh yang masih cukup kekar itu. bahkan terlihat pak Cipto baru selesai menunaikan sholat isya. Terlihat dari sarung shalat yang masih ia pakai, hanya atasannya saja yang sudah pak cipto buka. Lelaki ini hanya menggunakan kaos singlet putih saja.

Kemudian pak Cipto memeluk erat tubuh yang tiap malam memberinya kehangatan, lalu ia layangkan kecupan berulang dan d
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status