Share

Bab 78

Bab 78

Berbohong

"Itu …" Jari telunjuk ku mengarah kepada pasangan suami istri yang tidak asing lagi bagiku.

Ya, ibu dan juga bapak mertua. Mereka memasuki Bank rakyat yang cukup terkenal.

"Sedang apa mereka, Pak?" tanya ku pada Mas Wawan yang juga melihat kedua orang tuanya dengan seksama. Kantor bank itu berada di seberang jalan. Sehingga kami yang berada di toko sangat jelas melihat mereka dari kejauhan.

"Gak tahu, Dek. Mungkin nabung!" Mas Wawan menebak.

"Kita sapa gak, Mas?" tanyaku karena ragu melakukannya.

"Gak usah, Dek. Nanti mereka sungkan lagi. Biarkan saja!"

Aku yang tidak terlalu menghiraukannya, percaya begitu saja.

Sengaja kami tidak menyapa mereka, takut mereka akan salah paham nantinya.

Setelah selesai membayar semua kain aku melangkah keluar toko.

"Nanti barangnya segera dikirim, Mbak!"

Aku tersenyum membalas keramahan sang pramuniaga.

Guratan wajah Adi terlihat jelas masih mengharapkan kembalinya sang istri. Apa dia sudah gil*? Mengharap cinta wanita seperti Siska
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status