Share

Bab 44

Hati Yumna memang berhasil ditenangkan oleh Gus Hanan sore itu, tetapi ketika mereka hendak tidur, pintu kamar malah terketuk beruntun.

Gus Hanan berdiri menyusul istrinya karena penasaran. Ternyata itu memang ketukan da0ri Syahdu, dia menangis sampai wajahnya merah dan mata sedikit bengkak padahal satu jam yang lalu masih ceria.

"Kenapa, Syahdu? Kenapa kamu menangis?"

"Aku ... maaf, Mbak, rasanya aku pengen banget tidur sama Gus Hanan." Syahdu menunduk.

"Nggak." Gus Hanan langsung menolak. "Maksud aku, malam ini aku mau sama Yumna. Tolong mengerti!"

Syahdu langsung menangis seperti anak kecil yang kehilangan permennya. Dia duduk di lantai membuat Yumna peka bahwa itu adalah pengaruh ngidamnya. Hormon ibu hamil memang seperti itu, mudah menangis, lalu kembali tertawa jika sudah mendapatkan apa yang dia mau.

Bahkan tidak sedikit dari mereka yang menolak tidur dengan suaminya atau doyan makan jengkol atau petai meskipun sebelum hamil sangat tidak suka makanan itu.

Gus Hanan menoleh pada
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status