Share

Bab 81

"Kamu harus memikirkan masa depan kamu sendiri, kebahagiaanmu dengan keluarga juga harus mengurangi beban orang tua. Jangan lemah terus! Kalau kamu masih lemah, aku gak bakal bantu kamu lagi!" tegas Amel ketika melihat Yumna menangis.

"Kamu harus kuat. Sudah berapa banyak mulut yang mengataimu bodoh? Kalau boleh jujur, sebenarnya aku kesal sama kamu karena terlalu lemah jadi perempuan. Kamu harus tegas, Yum! Kalau tidak bisa membalas hinaan itu, paling tidak bela diri lah!" tambah Amel lagi.

Yumna menghapus jejak di pipinya. "Apa itu bukan menjadi bodoh?"

"Tidak. Justru sekarang kamu itu bodoh, Yum! Bangkit dong dan tunjukan sama Bu Wenda dan semua orang kalau kamu tidak bisa diinjak-injak. Gak selamanya kita diam ketika dihina, gak selamanya kita diam ketika difitnah!"

Amel memegang kedua tangan sahabatnya. Dia sudah memikirkan itu semalaman karena merasa kesal dengan Yumna. Bagaimana bisa dia tahan dihujat bertahun-tahun? Bahkan anak kecil pun akan menertawakannya.

Lemah. Itu yang a
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status