Share

KUMISKINKAN SUAMI PENGKHIANAT
KUMISKINKAN SUAMI PENGKHIANAT
Penulis: Nada azkia Salsabila

Terbongkarnya perselingkuhan Abimana.

"Jangan hiraukan wanita mandul tak berguna itu, Sayang, dia tidak tau hubungan kita kok.

Aku tidak pernah mencintainya, dia hanya mesin pencetak uangku saja, Sayang."

"Pranggggg..."

Seketika gelas kristal yang dipegang Aisyah terjatuh dan pecah. Badannya lemas tak bertenaga mendengar penuturan Abimana ditelepon. Ia sama sekali tidak menyangka suaminya bisa berselingkuh dibelakangnya.

Lalu, siapa wanita yang dipanggil sayang sama suaminya itu?

Apakah aset peninggalan orangtua yang dikelola suaminya aman?

Penasaran dengan percakapan Abimana yang barusan didengarnya, Aisyah pun segera menyapu pecahan beling gelas kristal yang berserakan dan membuangnya ke tempat sampah. Ia pun berharap bisa mendengar lebih jelas apa yang Abimana bicarakan dan dengan siapa berbicara. Perlahan Aisyah berjalan mengendap ngendap menuju kamar utama, berharap Abimana tak menyadari bahwa ia berusaha menguping pembicaraannya.

Di depan pintu kamar utama yang terbuka sebagian, Aisyah melihat suaminya masih bertelepon ria entah dengan siapa. Sesekali terlihat Abimana tersenyum bahagia. "Hmm... dengan siapa suamiku bicara di telepon ya? kenapa sebahagia itu wajahnya?" gumam Aisyah melihat ekspresi yang jarang sekali Aisyah lihat dari Abimana saat ini.

Sayangnya, lama mematung di depan pintu pun pembicaraan Abimana tak terdengar, tidak seperti tadi saat Aisyah berada di dapur.

Dan pada akhirnya Aisyah mendengar Abimana berkata "sudah ya, Sayang, nanti aku tlp lagi setelah Aisyah keluar dari rumah."

Deg, jantung Aisyah berdegup kencang, mendengar Abimana memanggil sayang kepada orang lain yang kedua kalinya.

Rasa penasarannya semakin besar. Ingin sekali ia menanyakan secara langsung siapa yang berbicara dengan Abimana di telepon. Tapi sayangnya Aisyah takut kalau Abimana berkelit. Ia harus mencari bukti tambahan kalau benar suaminya sedang berselingkuh dengan wanita lain.

Dengan senyum mengembang Aisyah masuk ke dalam kamar seolah olah dia tidak mendengar apapun.

"Makan dulu yuk, Sayang. Keburu dingin lho makanannya," ujarnya lembut sambil merangkul pinggang suaminya, Abimana.

Abimana pun berbalik dan mencium kening Aisyah. Sejenak Aisyah merasa jijik diperlakukan seperti itu oleh suaminya sendiri setelah tau yang dilakukan Abimana dibelakangnya.

"Awas, Mas, tunggu saja! permainanmu akan segera terbongkar," Aisyah berbicara di dalam hatinya.

Ia pun menggandeng tangan Abimana menuju meja makan.

"Masakanmu selalu seperti ini Sayang, enak rasanya, beruntungnya aku punya istri sepertimu, Sayang! sudah cantik, baik, kaya, pintar masak pula, makasih ya", tutur Abimana sambil melahap habis hidangan yang di ambilkan Aisyah.

" Sama sama, Sayang", Aisyah membalas pujian sang suami. " Oh ya, Mas, stok bahan makanan di dapur udah berkurang, anter aku yuk belanja ke supermarket!", kata Aisyah menatap sang suami.

"Biar aku saja sendiri yang belanja ya, kamu tulis aja list makanan yang perlu aku beli, kamu di rumah aja istirahat, pasti kamu kecapean kan mengurus rumah?" ujar Abimana.

"Sejak kapan mas Abimana mau belanja kebutuhan dapur sendiri ya?" gumam Aisyah.

"I.. iya, Mas, aku tunggu kamu belanja aja di rumah kalo begitu, tapi awas jangan ada yang ketinggalan satu barang pun," Aisyah mengiyakan.

"Siap, Sayang, aman!" Abimana tersenyum sumringah mendengar penuturan Aisyah.

Dia pun sudah tak sabar ingin segera memberitahukan selingkuhannya tentang ini, bayangan wajahnya yang cantik dengan body sexi itupun seketika muncul dipikiran Abimana. Membuat Abimana tersenyum bahagia seketika, dia tak sadar Aisyah terus memperhatikannya.

"Mana list belanjaannya, sayang?"

Abimana berseru dari dalam mobil. Tak lama Aisyah pun menyerahkan secarik kertas daftar belanjaan kepada Abimana.

"Hati hati ya, Mas, berkendaranya, jangan ada yang tertinggal satu barangpun!."

Aisyah berseru kepada suaminya. Ia terus mematung di teras melihat mobil yang dikendarai Abimana meninggalkan komplek perumahannya.

Setelah dipastikan Abimana menjauh, Aisyah segera berganti pakaian dengan gamis etnik favoritnya, jilbab pashmina dengan warna senada menambah anggun penampilan seorang Aisyahrani, anak konglomerat terkaya di kotanya. Yang meninggalkan begitu banyak warisan untuknya.

Namun sayang saat ini Aisyah lebih memilih diam di rumah dan memberi kepercayaan kepada Abimana suaminya untuk mengelola perusahaannya.

"Awas aja, Mas, kalau kamu ketahuan selingkuh,"

Aisyah bergegas mengambil tas dan hp nya. Ia pun segera mengendarai mobilnya membelah jalanan perkotaan yang ramai.

Ia membuka hp nya dan melihat posisi Abimana sekarang. Senyum pun merekah di bibir Aisyah. "Kamu tidak akan bisa bermain main denganku, Mas."

Abimana yang tidak menyadari kecurigaan Aisyah segera menghubungi pacarnya.

" Hallo, Sayang, aku tunggu di hotel Tiara ya honey, udah ngga tahan nih pingin meluk kamu, cepetan ya dandan yang cantik untukku, love you, Sayang".

"Iya, Sayang, aku pun kangen banget sama kamu, tunggu ya 10 menit lagi sampai, kamu pasti nggak akan bisa menolak kecantikanku lagi" suara manja seorang wanita terdengar diseberang tlp.

Nyessssss...

Ada nyeri yang menusuk hati Aisyah saat ini.

Setegar apapun dirinya airmata tetap mengalir deras di kedua pipinya. Bagaimanapun Abimana adalah pria yang sangat ia cintai.

Pria yang telah bersama dengannya selama tiga tahun ini. Yang menjadikannya ratu di rumah tangganya.

Dengan hati getir Aisyah berusaha fokus mengendarai mobilnya menuju hotel Tiara yang disebut Abimana tadi. Ia memarkir mobilnya di seberang hotel tersebut supaya Abimana tidak mengetahui keberadaannya.

Tak lama kemudian ia melihat mobil Abimana berhenti di depan hotel tersebut diikuti taxi online dibelakangnya.

Nampak Abimana turun dari mobil itu menuju mobil taxi online dibelakangnya, lalu membuka pintu mobil tersebut.

Aisyah melihat seorang wanita cantik turun dari mobil sambil menggenggam tangan Abimana. Dada Aisyah bergemuruh hebat melihat itu semua, tetapi dia berusaha kuat untuk melihat apa yang akan mereka lakukan kemudian. Aisyah ingin melihatnya dengan mata kepala sendiri kalaupun Abimana benar benar berselingkuh.

Abimana menuntun wanita itu menuju lobby hotel, menuju meja recepsionis dan memesan kamar. Aisyah melihat Abimana menerima kunci kemudian menggandeng mesra wanita itu. Aisyahpun berjalan pelan mengikuti mereka.

Nampak mereka berdua memasuki sebuah kamar VIP.

Belum sempat Abimana mengunci pintu kamar hotel tersebut, Aisyah berteriak lantang dan bergegas berdiri di pintu kamar tersebut.

"Oh... belanjanya sampai kesini ya, Mas!"

Abimana terkejut bukan kepalang mendengar suara Aisyah. Ia tak menyangka Aisyah mencurigainya dan mengikutinya.

Abimana yang terkejut melihat kemunculan Aisyah pun nampak kebingungan. Sebisa mungkin ia membela diri.

"Ini tidak seperti yang kamu pikirkan Sayang, kita disini hanya urusan bisnis kok."

"Urusan bisnis apa, Mas! yang harus dilakukan di dalam kamar hotel seperti ini? bisnis birahi bukan? apa kurang semua pelayananku, Mas?

Sampai sampai dengan teganya kamu mencari perempuan lain untuk memuaskan nafsumu!" cecar Aisyah dengan nafas memburu dan berurai airmata.

"Dengan siapa kamu bermain api di belakangku, Mas! jawab!" tanya Aisyah sambil menangis. Ia berusaha mendorong tubuh Abimana ke dalam kamar untuk melihat siapa sebenarnya wanita selingkuhan Abimana. Namun, Abimana menghalanginya sehingga Aisyah pun terdorong keluar kamar hotel.

"Kita cerai, Mas, aku akan menggugatmu ke pengadilan! tunggu dan tandatangani saja surat perceraian kita! aku sudah memiliki semua buktinya! aku ngga bisa memaafkan perselingkuhan ini, Mas!"

Seru Aisyah sambil berlari meninggalkan mereka berdua.

" Tunggu, Sayang, mas bisa jelaskan semuanya, mas minta maaf, Sayang." Abimana segera mengejar. Namun sayang, Aisyah sudah mengendarai mobilnya.

"Aaaaaarrggghhhhhhhhhh...." Abimana mengacak rambutnya frustasi.

"Tenang dong, Sayang, kenapa takut bercerai dengan Aisyah? bukankah perusahaan nya sudah jatuh ke tangan kamu?" wanita itu tersenyum licik yang dibalas anggukan Abimana. Mereka pun kembali ke kamar hotel dan menuntaskan hasrat terlarang mereka.

2 bulan kemudian,

Setelah resmi bercerai dengan Abimana, Aisyah kembali memimpin perusahaan miliknya.

"Maaf, Bu, saya hanya ingin menyerahkan copyan berkas berkas kepemilikan saham perusahaan yang sudah ibu setujui dan tandatangani perpindahan kepemilikannya kepada bapak Abimana," seorang staf masuk dan menyerahkan map biru kepadanya.

"Apa ini?" gumam Aisyah kaget karena ia tidak merasa menandatangani surat penyerahan kepemilikan perusahaan kepada Abimana, mantan suaminya.

Komen (5)
goodnovel comment avatar
Dina0505
jangan pernah mengalah sama pengkhianat.
goodnovel comment avatar
Rifatul Mahmuda
buang jauh-jauh
goodnovel comment avatar
Rafli123
Singkirkan sang benalu
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status